Mohon tunggu...
KOMENTAR
Trip Pilihan

Amerika Latin, Catatan Perjalanan 4

19 Maret 2020   18:35 Diperbarui: 20 April 2020   11:43 66 0
Sao Paolo adalah kota terbesar di Brazil. Juga salah satu kota dari tujuh kota terbesar di planet bumi. Bersama kota kota kecil remote disekitarnya, Sampa menampung sekitar 22 juta orang untuk tinggal dan beraktivitas.

Kota dengan penghuni beragam bangsa, heterogen. Konon satu juta orang Jepang dan satu juta Yahudi menghuni kota ini. Delapan ratus ribu orang Tionghoa bersama ribuan bangsa bangsa lain dari seluruh belahan dunia memadati Sao Paolo. Pendatang dari Indonesia entah berapa, tidak ada info.

Sampa adalah pusat bisnis, ekonomi, finansial dan industri negeri Samba. Kita tahu penghasil dominan negeri ini adalah kopi, top of the world. Dari sisi kuantitas maupun rasa, barangkali juga aroma.

Kemudian juga industri perakit mobil yang besar. Merk merk terkenal Eropa dan Amerika banyak dirakit disini. Brazil juga terkenal sebagai produsen Etanol terbesar ke dua setelah Amerika Serikat. Etanol sebagai hasil dari olahan tebu ini telah digunakan secara luas untuk bahan bakar mobil. Lebih hemat, ramah lingkungan dan tergantikan. Konon seratus persen mobil di Sampa menggunakan Etanol sebagai penggeraknya.

Industri hebat yang lain adalah Samba. Samba adalah irama dan tarian. Hampir semua kota besar di Brazil menyelenggarakan festival tahunan Samba. Festival samba terlama, termegah dan terhebat adalah Rio Samba Carnival. Rombongan Latam akan menonton beberapa hari yad.

Untuk musik latin berirama Samba, tentu Carlos Santana yang paling kesohor di dunia. Meskipun Carlos kelahiran Meksiko, tetapi cengkok musik musik karyanya banyak mengadop samba Brazil. Coba  simak lagu lagunya seperti Corazon Espinado, Maria maria, Smooth, Black Magic Woman dan lainnya. Salah satu lagu Santana yang agak berbeda berjudul Samba Pati, instrumen dengan solo gitar mendayu. Bisa dibilang lagu ini adalah jenis Samba Kontemplatif. Samba anomali, tenang menenteramkan.

Dan Sepak Bola adalah industri paling top produk Brazilia. Bahkan ada yang melebih lebihkan, kalau Sepak Bola bagi orang Brazil seperti Agama. Penuh fanatisme, selalu pingin menang. Walau tentu saja itu hanya exageration.

Setelah sepagian menyusuri Avenue avenue cantik dengan trotor lebar dan deretan gedung gedung perkantoran tinggi. Juga menyambangi legacy legacy bangsa Portugis yang masih lestari, rombongan menuju salah satu stadion sepak bola terbesar di kota ini.

Sao Paulo Futebol Clube adalah markas besar salah satu klub bola paling bersinar Brazil, yaitu Sao Paulo.

Konon stadion berkapasitas 62 ribuan orang ini adalah tempat persemaian dan ajang penggodokan bibit bibit pesepak bola terbaik dunia. Stadion lingkaran ini bentuknya mirip gelora Bung Karno. Hanya sedikit lebih kecil.

Klub yang terbentuk sejak 1930 an ini konon memiliki fans fanatik sebanyak 28 juta penggemar. Laga Sao Paulo di stadion ini selalu padat penonton yang berhore hore ria koor bersamaan menyemangati jagoannya. Seperti nonton konser Mick Jagger meriah, mbludag penuh energi. Fanatisme penggemar bola Latam sangat kental melebihi fanatisme fans bola Eropa.

Rombongan Latam tur hanya berfoto foto diluar, di depan stadion. Memang tidak diagendakan untuk tur lapangan. Tur lapangan akan dilakukan nanti di stadion La Boca, klub ketika Diego Maradona masih merumput di kota Buenos Aires Argentina.

Usai sejenak berfoto, rombongan melanjutkan perjalanan. Menuju Bandeiras Monument. Yaitu monument di taman kota untuk memperingati kedatangan Portugis di Brazilia.

Monumen bendera bergaya Art Deco ini di rancang oleh seniman pahat Italia Victor Brecheret. Berdiri di pintu masuk taman Ibirapuera Sao Paolo.

Patung masif dari batu granit ini cukup lama diselesaikan. Diinisiasi tahun 1921 baru selesai tahun 1954.

Berbentuk kapal, orang orang berbaris, kuda kuda raksasa diatas hamparan rumput hijau. Ekspresif khas jaman kolonial.

Bandeiras monument adalah salah satu ikon masif populer kota Sampa.

bersambung

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun