Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Aneka Ragam Nuansa di Jepang, CatPer 20

24 Agustus 2019   15:29 Diperbarui: 24 Agustus 2019   15:30 22 2

Seolah tidak butuh tenaga penggerak, kereta yang menggantung di seutas kabel itu meluncur turun. Berdengung pelan, hening.

Melayang di udara senja yang telah meredup, Kereta kabel terapung di ketinggian. Lembah dalam di bawah sana, terlihat curam dan jauh. Sejenak terhenyak. Namun segera menikmati ayunan kereta, lembut di tengah angkasa.

Kami berdiri berdesakan, menikmati kemurnian alam lereng gunung Tateyama dan disana sayup tegak gunung Okizawa.

Di sebelah kiri, pepohonan meranggas kecoklatan berjejer miring mengikuti kontur bukit. Bagai sekumpulan raksasa raksasa kerempeng, berbaris mencari mangsa. Sedangkan sebelah kanan, adalah bagian lembah dalam. Berujung perbukitan coklat kehitaman.

Tujuh menit berlalu, Kereta kabel telah meluncur turun 1,7 Km. Tiba di terminal Kurobedaira. Kurobedaira adalah pangkalan kereta yang terletak diatas bendungan atau Dam terbesar di Jepang, Kurobe Dam.

Dam Kurobe selain terbesar, juga terletak di tempat tertinggi di Jepang 1470 M diatas permukaan laut. Airnya membentang di lembah yang mempertemukan kaki gunung Tateyama dan kaki gunung Akazawa.
Dam ini menampung lelehan Salju dari ke dua gunung itu.

Di terminal Kurobedaira ini ada waktu untuk menjelajah, sebelum naik moda transport berikutnya.
Di puncak terminal terdapat observatory yang bisa dicapai dengan mendaki ratusan undakan. Awak penasaran, pingin melihatnya. Didampingi Junior, pelan pelan menapaki trap trap terjal itu.
Tertatih tatih, alon alon asal kelakon, melangkah pelan. Daripada pingsan di tengah undakan.

Terbayar sudah jerih payah pendakian itu. Muncul dari lorong undakan terakhir, langsung disuguhi pemandangan spektakuler. Jajaran bukit bukit coklat kehitaman. Berlelehan salju di sela selanya, tersaji bak lukisan indah. Di ujung kaki bukit di lembah sana, kehijauan permukaan air Dam Kurobe menghampar luas. Misterius.

Observatory area ini berupa jajaran kursi ber trap trap berpagar. Jajaran kursi layaknya di stadion sepak Bola atau panggung konser musik. Hanya ditempat ini konser pertunjukannya adalah pesona alam. Jajaran puluhan bukit, tumpukan dan lelehan Salju, Pepohonan pinus, limpahan air Danau Kurobe Dam.

Senja tanpa Mentari. Angin tipis berhembus, Sejuk di ketinggian. Syahdu.

Dari terminal Kurobedaira, kami turun dengan Kereta Listrik sejauh 0,8 Km selama 5 menit. Menuju terminal Kurobeko.

Turun dari Kereta Listrik, melangkah keluar gedung terminal kami telah berada diatas Dam Kurobe. Para pelancongan berjalan diatas jembatan raksasa sepanjang 400 meter.

Di sebelah kanan jembatan adalah Danau Kurobe. Air belum begitu meluap, karena Salju dan Es belum banyak mencair. Baru akhir April.

Di sebelah kiri adalah lembah dalam yang kering. Lobang lobang air dibawah jembatan belum dibuka. Konon di bulan juni nanti lobang air baru akan dibuka. Akan menyajikan atraksi tumpahan air Dam, berupa beberapa air terjun deras mengguyur lembah kering itu. Akan terjadi aliran sungai untuk irigasi dan keperluan lain.

Di ujung depan jembatan, terdapat dinding bukit berundak ke atas dan ke bawah. Kalau cukup waktu, para pelancongan bisa menikmati keindahan alam. Dengan mendaki undakan itu, atau turun ke Danau. Bisa mengikuti lake cruise dengan kapal kecil mengelilingi Dam.

Sampai ujung jembatan, kami meneruskan berjalan kaki menyusuri terowongan di perut Gunung Akazawa. Menuju terminal Kurobe Dam.

Selanjutnya dari terminal ini, kami akan menumpang Bus Listrik disepanjang terowongan. Di kaki gunung Akazawa, menuju terminal terakhir Ogizawa.

Bus listrik menyusuri terowongan sepanjang 6,1 Km dalam waktu 16 menit.

Surup, menjelang gelap sampailah kami di terminal terakhir Alpine Route. Terminal Ogizawa.

Di parkiran Bus wisata tunggangan, berwarna Hijau cerah dengan nomor 2678 telah menunggu.

Matahari sepenuhnya telah tenggelam, ketika Bus meninggalkan Ogizawa. Menuruni kaki gunung Akazawa.

Lampu jalananan berpendaran. Kami meninggalkan Alpine Route yang spektakuler. Menuju kota Matsumoto.

          Bersambung

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun