Selesai makan saur, sekitar jam empat pagi dengan Heru sebagai koordinator, Â mereka keluar rumah. Mbah Maridjan mengiringi dan berpesan untuk berhati hati. Terutama saat mendekati puncak. Batu batu di kawasan itu kebanyakan labil. Kalau menapak tidak tepat batu akan goyah dan luruh.
Berjalan meninggalkan desa, Heru CS berbelok ke kiri. Pepohonan besar mulai jarang. Baru sekitar lima belas menit berjalan, terdengar kumandang sayup Adzan Subuh di langit cerah kaki Merapi. Mereka berhenti  di tengah Padang terbuka, untuk menjalankan sholat subuh. Mereka bertayyamum dan segera mendirikan sholat berjamaah di tengah Alam terbuka. Langit di Timur telah muncul lamat semburat Jingga.Â