Ayah, ada banyak sekali rasa yang berkecamuk di dalam dada
Rasa sedih, menyesal, kalut dan kehilangan
Bercampur baur bersautan
Ada semacam limbung arah dan kehilangan pelindung yang kami rasakan
Ketika semua dengan opini kepala masing-masing
Mengutarakan lara hati kehilangan
Yang terkadang justru berujung adu mulut
Saling menyakitkan
Ayah, kami kehilangan arah tanpamu
Kami kehilangan tongkat pemandu jalan
Untuk kami menata kembali kehidupan
Bukan, bukan soal harta warisan yang kami sesalkan
Tapi sosokmu yang terlanjur jadi panutan
Kehilanganmu kami tersadarkan
Bahwa hidup kami hampa berserakan
Ayah, bagi kami yang belum sempat membahagiakan
Maafkan atas segala kenakalan
Hanya doa yang akan slalu kami panjatkan
Semoga Kau istirahat dengan tenang
Purworejo, 27 Februari 2019