Minggu dini hari itu, pada saat kebanyakan orang masih terlelap, ayah—seperti biasanya—pamit kepada ibu untuk pergi ke musala yang terletak persis di samping rumah kami. Temboknya, atas izin warga, sengaja dijebol agar ayah tak perlu berjalan memutar kalau hendak ke musala untuk salat. Usia ayah sudah 72 tahun, tetapi fisiknya tampak masih kuat. Tidak heran, ia selalu meluangkan waktunya untuk salat berjemaah di musala itu. Ke mana-mana ia pun selalu naik sepeda motor, termasuk jika pergi ke ladang yang jaraknya ± 15 km dari rumah kami.