Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tokyo Tower, Icon Kebangkitan Jepang

16 Januari 2012   04:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 600 0

, selain simbol kota Tokyo, juga merupakan simbol kebangkitan ekonomi Jepang.Jadi biasanya turis-turis menjadikan Tokyo Tower ini sebagai tujuan utama wisata mereka.Namun agak berbeda denganku.Aku baru menjejakkan kaki ke sini setelah kurang lebih tiga tahun berada di JepangBut, better late than never. Terkadang kesempatan memang tidak datang begitu saja, tapi harus dikejar.

Aku pergi bertiga dengan suami dan anakku, Faisal yang berusia dua tahun.Dari kejauhan, Tokyo Tower nampak tinggi menjulang, tampil beda dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekelilingnya.Tiang-tiang bajanya berwarna oranye cerah berpadu dengan putih, nampak kokoh dan elegan.Menara ini terletak di tengah kota, dan bisa dicapai dari banyak stasiun, antara lain:

  1. Stasiun Onarimon di jalur Metropolitan Subway Mita Line;
  2. Stasiun Akabanebashi di jalur Oedo Subway Line;
  3. Stasiun Hamamatsucho di JR Yamanote atau JR Keihin-Tohoku Line;
  4. Stasiun Daimon di jalur Metropolitan Subway Asakusa Line;
  5. Stasiun Kamiyacho di jalur Tokyo Metro Hibiya Line;

Di situs web resminya http://www.tokyotower.co.jp/english terdapat peta.Jadi tinggal pilih jalur yang sesuai dengan tempat tinggal.

Memasuki gedung, di ticket office, kami membeli tiket untuk dua orang, aku dan suami. Harga tiket masuk ke Main Observatory untuk dewasa sebesar 820 Yen, untuk anak-anak SD dan SMP sebesar 460 Yen, dan untuk anak-anak di atas empat tahun sebesar 310 Yen.Jadi Faisal tidak perlu membeli tiket karena umurnya di bawah empat tahun.Selain tiket, kami juga mendapat booklet yang berisi informasi seputar Tokyo Tower.Petugas tiket memberikan cenderamata berupa bolpoint berbentuk maskot menara, salah satu dari si kembar Noppon kepada Faisal, yang disambut dengan senyum sukacita.

Setelah itu, kami naik lift langsung menuju ke Main Observatory. Dari ketinggian 150 meter kita dapat melihat pemandangan Perfektur Kanagawa (Kawasaki, Yokohama), Saitama dan Chiba.Kawasan ini disebut juga dengan Kanto (Tokyo dan sekitarnya). Uniknya, kita bisa melihat dari segala arah mata angin atau 360 derajat. Syukurnya, cuaca cerah, jadi kami dapat memantau semua sisi kota dengan jelas.

Dilihat dari atas kota, aku bisa menyimpulkan bahwa Tokyo merupakan kota metropolitan yang sangat padat.Gedung-gedung pencakar langit, perkantoran dan apartemen, berhimpitan seperti berebut tempat.Pemandangan yang umum ditemui di kota-kota besar dunia.Selain gedung-gedung, nampak jalan raya dengan mobil-mobil yang berseliweran, seperti mainan saja layaknya.Dari sebelah tenggara, nampak bagaimana birunya Teluk Tokyo (Tokyo Bay) berpadu dengan putihnya langit.Andai memiliki sayap, ingin rasanya langsung terbang ke sana. Di dekatnya ada Museum of Maritim Science di Odaiba yang bentuknya seperti kapal laut.Juga Rainbow Bridge, jembatan gantung yang mirip dengan jembatan San Fransisco.Amboi indahnya.

Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, ada hal yang membuat saya tercengang.Di tengah padatnya bangunan yang mendominasi kota, dan pastinya harga tanah di sini juga melambung tinggi, terselip kawasan hijau berupa rimbunnya pepohonan.Dari booklet yang dibagikan saat membeli tiket, saya mendapat informasi bahwa kawasan itu adalah sebuah taman.Ada Hama Rikyu Garden dan Shiba Park di sebelah timur, juga ada Shinjuku Gyoen Park di sebelah barat.Sedangkan di sebelah utara, Imperial Palace dan Hibiya Park terhampar bagaikan karpet hijau.Sangat menyejukkan mata.

Sebagaimana kita ketahui, kawasan hijau ini berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan sebagai daerah resapan air. Jadi efektif untuk mencegah banjir .Kebijakan pemerintah untuk tetap mempertahankan keberadaan taman-taman ini di tengah perebutan lahan yang sengit, patut diacungi jempol.

Selama ini aku berpikir Tokyo Tower fungsinya hanyalah sebagai objek wisata, ternyata saya salah.Fungsi utamanya adalah sebagai menara antena pemancar TV analog (UHF/VHF), TV lokal digital, dan radio FM. Selain itu, perusahaan KA East Japan Railway juga menggunakan menara ini untuk meletakkan antena radio sistem darurat kereta api, dan sejumlah instrumen pengukuran dipasang oleh Kantor Lingkungan Hidup Metropolitan Tokyo.Subhanalloh!Lagi-lagi bibir ini berdecak kagum.Antena pemancar dimanfaatkan sebagai objek wisata.Memang hebat pemerintah Jepang.Sekali mendayung, dua bahkan tiga pulau terlampaui.Sangat efisien dan efektif.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun