Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Siapakah yang Haus Kekuasaan itu?

15 Oktober 2014   06:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:58 241 0
Pernahkah kita menyadari bagaimana pergulatan politik yang sedang berjalan di Indonesia? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kenapa kita mesti harus berdiri di barisan depan antara Pro dan Kontra? Bahkan dukungan yang kita berikan sepenuhnya itu merupakan "cacing" di dalam pancingan.

Padahal, kita rakyat sekarang sedang berada di atas duri yang berapi. Kekuasaan bisa dikatakan sebagai hasil dari sebuah pancingan. Bagaimana pun juga, kita rakyat harus mengakui bahwa Sikap Presiden terpilih 2014-2019 Jokowi-JK yang mengatakan Kabinet Jokowi-JK nanti tidak berasal dari partai-partai pendukung, Kabinet Jokowi-JK bukanlah kado-kado bagi partai siapapun. Tapi, sekarang kita harus menyadarinya bahwa Kabinet Jokowi-JK adalah Kado-Kado yang tersimpan rapi dan akan diberikan kepada Partai-Partai yang akan tunduk dan patuh kepada mereka.

Pernyataan Jokowi-JK ternyata hanya sebatas rekayasa politik publik, Jokowi-JK dulunya beranggapan akan bisa menguasai parlemen DPR dan MPR setelah sukses meraih kemenangan sebagai Presiden NKRI. ternyata hal itu tidak semudah membalik telapak tangan, bahkan Koalisi Jokowi-JK di parlemen kalah telak. Semua Jabatan Strategis di DPR dan MPR telah dikuasai oleh Koalisi Merah Putih.

Sehingga, Kini Jokowi-JK telah mengambil jalan keluar B setelah gagal merencanakan jalan keluar A untuk bisa meluluhkan hati para Koalisi Merah Putih supaya tunduk kepada Jokowi-JK.

Tidakkah kita menyadarinya? bahwa janji Jokowi-JK dalam kabinet Koalisi Indonesia Hebat tidak ada sangkut pautnya dengan kepartaian.

Bukankah ini dinamakan sebagai Para Kelompok Kehausan Kekuasaan di Indonesia? Tahukah siapa orang/kelompok yang haus akan kekuasaan itu? yaitu orang/kelompok yang meraih kekuasaan dengan segala cara dan orang/kelompok yang mencacimaki/memfitnah kelompok lain supaya kekuasaan itu beralih kepadanya.

Menurut hemat saya, inilah sekarang yang sedang terjadi di Indonesia! Dan kekecewaan rakyat akhirnya akan tersimpan rapi di dalam dada mereka masing-masing karena telah salah beranggapan dulunya. Hal itu terjadi karena sudah terlanjur mendukung dan sudah terlanjur juga memusuhi. Akhirnya pergulatan politik di Indonesia hanya sebatas "buka-buka kado setelah pesta."

"Buka-buka kado setelah pesta" pada kebiasaannya, kita rakyat sebagai penonton saja, kadang tepuk tangan dan ikut gembira setelah mengetahui isi dari kado yang dibuka. Akan tetapi, kita rakyat tidak akan pernah kebagian dari kado-kado yang telah dibuka itu. hanya keluarga dan kerabatnya saja yang akan mendapatkan kado tersebut. Demikian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun