Perdebatan ini dimulai dari musyawarah penetapan 1 Syawal yang terkesan tidak lepas dari urusan birokrasi yang berakhir hari besar jutaan umat Islam di Indonesia ditentukan oleh ujung palu yang diketokan pada bantalannya. Sungguh tidak disangka-sangka dalam tahun ini Lebaran yang dinanti bukan ditandai dengan takbiran lagi, tetapi dinanti dengan ketokan palu. Padahal 1 Syawal sangat identik hari perayaan kemenangan mayoritas Muslim setelah menunaikan ibadah puasa lebih kurang satu bulan lamanya pada bulan Ramadhan.
Pengantar diatas sesungguhnya hanya untuk memaknai sesuatu yang sederhana, dimana pada awalnya tiada pernah terpikirkan. Seperti yang diketahui Islam ada beberapa aliran (saya lebih senang menyebutnya sedemikian) seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), dan lain sebagainya. Dimana masing-masing sudah memiliki jadwal sendiri merayakan hari kemenangan. Buktinya saja Muhammadiyah, Hari Raya Idul Fitrinya jatuh pada hari ini (30/8) sementara NU besok (31/8). Dari sana muncullah pertanyaan, Islam KTP kapan lebarannya????
Disaat ada yang bertanya seperti itu, kembali kefakuman perdebatan terjadi. Berselang beberapa menit kemudian langsung gelak tawa masyarakat menggema di ruang-ruang, bahkan beberapa diantaranya sempat meneteskan air mata sembari tetap tertawa lepas. Berawal dari sana munculah kembali pertanyaan baru yang juga tepat dikatakan sebagai do'a "Mudah-mudahan waktu kiamatpun diantara aliran-aliran Islam juga berbeda". Dari sini bisa dinilai hal semacam ini tidak menutup kemungkinan bakal menjadi polemik dikemudian hari bagi masyarakat.