Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

KKP Apresiasi LDII Kampanyekan Program Gemarikan untuk Cegah Stunting

2 November 2022   17:13 Diperbarui: 2 November 2022   17:26 243 4
Banda Aceh - Stunting atau kekerdilan merupakan masalah kesehatan anak bangsa yang menjadi sorotan besar di negeri ini. Pemerintah saat ini terus berupaya menurunkan angka stunting melalui kolaborasi antar kementerian dan lembaga. Jika tidak segera diatasi dengan baik, kondisi tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, karena mengancam kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia.

"DPP LDII merupakan salah satu komponen bangsa yang peduli terhadap masalah stunting. Stunting bisa mempengaruhi angkatan kerja Indonesia sehingga tidak dapat bersaing dengan pekerja dari negara lain. Kami tidak ingin SDM Indonesia bermutu rendah karena stunting," ujar Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) Sudarsono, saat bersilaturahim dengan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Mutiara, Gedung 3, Kementerian KKP, Jakarta, pada Senin (31/10).

Terkait dengan program "Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)" KKP, Sudarsono yang juga guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, mengkonsumsi ikan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi sehingga dapat membantu dalam pencegahan stunting. "LDII berupaya untuk menyukseskan Gemarikan," ujarnya.

Untuk itu, LDII menginisiasi program Gemarikan untuk memasyarakatkan makan ikan di pondok pesantren dan warganya. "LDII siap mengamplifikasi Gemarikan untuk mencegah stunting. Kami berencana, menyelenggarakan webinar sosialisasi dan permasalahan stunting, dipusatkan di Ponpes Minhaajurrosyiddin Jakarta, pada tanggal 26 November 2022," pungkasnya.

Menanggapi usulan LDII itu, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Machmud Sutedja mengungkapkan, konsumsi ikan masyarakat Indonesia mencapai 55 kg per kapita. Hal tersebut, tentunya sangat bermanfaat untuk pencegahan stunting. Namun persebaran konsumsinya tidak merata, dan jenis ikan yang dikonsumsi juga beragam. "Konsumsi tertinggi di wilayah timur, seperti Maluku dan Sulawesi. Namun, di Jawa, konsumsi ikan masih rendah, ada yang di bawah 20 kg per kapita," ungkapnya.

Maka, perlu adanya promosi Gemarikan untuk semakin meningkatkan budaya makan ikan kepada seluruh masyarakat secara nasional. "Adapun promosi dilakukan sesuai dengan preferensi konsumen di masing-masing wilayah. Misalnya di Makassar senang ikan bandeng. Di Jawa, khususnya Jawa Barat menyukai ikan nila dan mujair, sedangkan di Yogyakarta, senang ikan lele," ujarnya.

Praktiknya, Machmud mengungkapkan, agar masyarakat Indonesia meningkat konsumsi ikannya. Menjadi tugas KKP, dan tugas bersama seluruh elemen bangsa. "Demi membentuk generasi Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas," katanya.

Atas dukungan LDII, ia mengapresiasi kesungguhan LDII untuk bersama-sama mengkampanyekan program Gemarikan. "Kami berharap, melalui ormas-ormas, seperti LDII. Dapat membantu program pemerintah, apalagi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," tutupnya. (m)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun