"Era media sosial mengubah citra masyarakat Indonesia yang ramah, menjadi netizen yang kritis namun sering usil dan berisik di ruang publik. Media sosial kita cendrung sudah menjauh dari nilai-nilai luhur bangsa. Ramadan ini bisa digunakan untuk mengendalikan diri, sebagai modal menjadi masyarakat yang semakin saleh," ujar Dody.
Dody mengatakan, perilaku pamer kemewahan dan kekayaan yang menjamur di media sosial tanpa dibarengi rasa kepedulian dan empati terhadap lingkungan sekitar. Dan diperparah dengan niat berbagi hanya untuk keperluan konten demi membangun citra diri sendiri.
"Maka ramadhan menjadi momentum yang tepat untuk sedikit demi sedikit mengubah perilaku masyarakat tersebut," ujarnya.
Sifat sabar dan senang berbagi pada sesama selama Ramadhan jangan sampai hilang begitu saja seiring dengan berakhirnya Ramadhan. Justru kebiasaan-kebiasaan baik ini harus tetap dilakukan meskipun di luar bulan Ramadhan.
"Bila setiap individu menjadi warga yang mampu mengendalikan ucapan, tulisan dan perbuatan, baik di media sosial maupun kehidupan nyata, akan terbentuk masyarakat yang semakin baik," katanya.
Dengan kebaikan itu, para pemangku kepentingan baik pemerintah ataupun organisasi dapat menjalankan program-program untuk kemaslahatan umat dengan mudah dan berjalan lancar.
"Karena dalam kognisi dan hati kita, sudah terbiasa mengendalikan diri, berpikir yang positif, dan peduli kepada sesama dan sekitar. Ini jadi modal besar dalam pembangunan masyarakat Indonesia," imbuhnya.
Seperti yang dilakukan warga LDII, kata Dody, Â selama Ramadhan di seluruh pelosok tanah air diajak untuk meningkatkan kepedulian sosial dengan memperbanyak sedekah.
"Pada dasarnya ini adalah pembiasaan, agar kita semua senang saling memberi dan saling memperhatikan. Selain pahala sedekah di saat Ramadan dalam keyakinan umat Islam menghasilkan pahala yang berlipat-ganda," tambahnya.
Dody menjelaskan, didasari pahala besar di bulan Ramadhan dan kepedulian sosial sehingga warga LDII baik perorangan maupun organisasi menggiatkan santunan kepada fakir miskin, yatim-piatu, kalangan difabel yang tak mampu dan kurang beruntung, hingga yang rutin berbagi takjil.
"Bahkan, pondok-pondok pesantren (Ponpes) di lingkungan  LDII, pada Ramadan menggiatkan membagikan bantuan kepada masyarakat di sekitar ponpes," jelasnya.
Salah satu pondok pesantren utama LDII, Ponpes Wali Barokah Kediri bekerja sama dengan Kelurahan Burengan dan Banjaran membagikan paket sembako untuk warga sekitar pondok, pada Minggu, 24 April 2022.