Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Akhlak Mulia Lebih Utama dari Ilmu

5 Desember 2024   12:04 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:11 55 0
UNGKAPAN 'Akhlak lebih utama dari ilmu' sering kali kita dengar. Ungkapan itu menegaskan bahwa memiliki akhlak mulia adalah landasan penting sebelum seseorang mendalami dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini mencerminkan bahwa ilmu tanpa akhlak dapat membawa kemudaratan, sementara akhlak yang baik akan menuntun seseorang untuk memanfaatkan ilmunya demi kebaikan bersama.

Akhlak yang baik berfungsi sebagai kompas moral yang mengarahkan seseorang untuk menjauhi keburukan dan mendekatkan diri pada kebaikan. Dalam Islam, akhlak mulia tidak hanya menjadi tuntutan, tetapi juga bagian dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak dalam kehidupan seorang Muslim.

Akhlak meliputi cara seseorang berucap, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun tempat kerja. Seseorang yang memiliki akhlak baik akan menunjukkan rasa hormat, kejujuran, empati, dan tanggung jawab, yang semuanya mencerminkan keimanan yang kokoh.

Bagi mereka yang berilmu, terutama ustadz atau ulama, memiliki akhlak mulia adalah hal yang mutlak. Ilmu yang dimiliki seorang ulama tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri tetapi juga harus menjadi manfaat bagi masyarakat. Tanpa akhlak, ilmu bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau bahkan merugikan orang lain.

Sebuah video viral yang banyak dibicarakan netizen di media sosial tentang tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh seorang tokoh yang biasa disapa Gus oleh para pengikutnya. Peristiwa tersebut terjadi di sebuah acara salawatan, di mana Gus tersebut melontarkan candaan yang dianggap tidak pantas kepada seorang penjual minuman.

Dalam video itu terlihat seorang penceramah menyebut penjual minuman dengan kata g*blok di hadapan banyak orang. Penjual minuman tersebut tampak tersinggung dan merasa malu karena tawa dari para hadirin yang menyaksikan kejadian itu. Meski candaan tersebut mungkin dimaksudkan untuk mencairkan suasana, respons negatif dari netizen menunjukkan bahwa ucapan tersebut dianggap kelewat batas dan tidak menghormati martabat orang lain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun