Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Belajar kepada Sumber Kencono

14 Januari 2012   05:11 Diperbarui: 4 April 2017   16:14 7520 0
Kawan2, setelah tulisan ini ditolak karena dianggap terlalu lokal oleh Kompas, saya share saja untuk bacaan kawan, bila berkenan membacanya. Latar belakang saya menulis ini karena saya dan keluarga sangat sering wira-wiri di jalur Surabaya - Madiun - Yogya dan tidak ada kaitan apapun dengan perusahaan Sumber Kencono. Adapun hal2 (yg saya anggap) positif sudah dilakukan dengan baik oleh SK, saya pinginnya ini diteladani oleh perush angkutan darat bus yang lainnya. Terima kasih. -- Nama SUMBER KENCONO menjadi semakin populer. Terkenal karena menurut orang awam sering mengalami kecelakaan yang bahkan berakibat fatal. Dua terakhir adalah di by pass Mojokerto dengan korban 20-an orang termasuk pengemudi, dan di Balerejo Madiun dengan 6 penumpang meninggal. Namun, di balik kelemahan itu, mengapa sampai hari ini perusahaan bus itu masih eksis beroperasi dan dipercaya masyarakat ? Bila dianalisis, terdapat banyak kekuatan yang sangat dikuasai SUMBER KENCONO dengan luwes nan mumpuni. Berikut ini saya mencoba menjabarkan : 1. Trayeknya melewati belasan kota, pusat kegiatan masyarakat Jalur trayek yang dilayani oleh SK adalah termasuk jalur menengah, dengan tiga trayek : Trayek terbanyak yakni : Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto – Jombang – Nganjuk – Madiun – Maospati (Magetan) – Ngawi – Sragen – Palur (Karanganyar) – Solo – Klaten – Yogyakarta; Surabaya – Solo – Sukoharjo – Wonogiri; Surabaya – Solo – Boyolali – Salatiga – Semarang; Trayek Surabaya – Yogyakarta sebagai trayek utama, untuk kelas ekonomi dilayani bersama oleh dua perusahaan, yakni Sumber Kencono / Sumber Selamat dan Mira. Dengan wilayah yang dilalui mencapai belasan kabupaten / kota, otomatis modus tranportasi ini bisa menjadi andalan masyarakat yang bepergian menggunakan angkutan umum di jalur ini. Apalagi tujuan akhirnya adalah kota besar, yakni Surabaya dan Yogyakarta dengan tujuan antara Solo dan Madiun. Surabaya dengan pusat ekonomi, pendidikan, dan kesehatan di wilayah timur, Yogyakarta sebagai pusat budaya dan pendidikan di wilayah tengah, Solo sebagai kekuatan ekonomi, budaya dan pendidikan, serta Madiun sebagai kota menengah yang menjadi titik hubung dengan kota-kota di sekitarnya. Di trayek ini juga terdapat beberapa irisan dengan trayek bus besar yang lain, di antaranya : Surabaya – Kediri – Tulungagung – Trenggalek, Surabaya – Madiun – Ponorogo – Pacitan, Surabaya – Madiun – Magetan, Sragen – Solo, Solo – Yogyakarta, serta trayek panjang Surabaya – Yogyakarta – Cilacap. Sementara trayek ke arah Wonogiri juga beririsan dengan bus Solo – Wonogiri dan Solo – Wonogiri – Pacitan. Adapun ke arah Semarang juga beririsan dengan bus jurusan Solo – Semarang. Di wilayah trayek Jawa Tengah khususnya, bus dari Jawa Timur dibatasi jam operasi dan daerah pengambilan penumpangnya. Ini demi menciptakan sebuah persaingan yang fair dengan bus trayek pendek yang beririsan. Beberapa kali di penghujung tahun 90-an / awal 2000, terjadi kericuhan di wilayah Jawa Tengah karena belum ditaatinya kode etik ini. Akibatnya, beberapa bus pendatang dirusak. Untunglah ini tidak berlangsung lama setelah disepakati solusinya. 2. Jumlah Armada Banyak Permintaan pasar akan transportasi yang melalui kota-kota tersebut yang sangat besar, memerlukan jumlah armada yang mencukupi, dan beroperasi 24 jam. Grup usaha Sumber Kencono mengoperasikan armada sejumlah 230 unit. Jauh lebih banyak dibandingkan rivalnya, PO Mira yang berada di kisaran seratus bawah. Dengan jumlah armada sebanyak itu dan beroperasi 24 jam, bila dihitung rata-rata, maka tiap 6 menit 16 detik lewat satu buah bus Sumber Kencono. Atau bila dikombinasi dengan PO Mira yang 100-an unit, tiap 4 menit 22 detik lewat satu bus Sumber Kencono atau Mira. Ini bisa dibandingkan dengan keberadaan Busway yang di koridor paling ramaipun bisa molor hingga setengah jam lebih setiap harinya. 3. Tarif Transparan dan Adil Penggunaan karcis sebagai bukti pembayaran penumpang memang sudah lama digunakan dalam transportasi bus. Namun, sekitar 15 tahun terakhir sistem itu mulai menghilang dengan munculnya sistem setoran. Angkutan bus besar di Jawa Timur, hingga kini mayoritas masih mempertahankan sistem itu karena pendapatan yang didapatkan oleh pengusaha berdasarkan karcis yang dijual. Tentunya ini harus didukung sistem kontrol yang ketat. Sumber Kencono, sebagai salah satu operator angkutan juga menggunakan sistem ini. Penumpang, dalam hal pembayaran tarif hanya membayar sesuai jarak dari mana berangkat dan di mana akan turun. Harganyapun sudah dipatok resmi oleh perusahaan dan diawasi ketat batas atas-bawahnya oleh Departemen Perhubungan. Sebagai contoh, bila kita naik dari Surabaya dan turun di Perak Jombang, tarifnya berbeda dengan bila kita turun di Kertosono Nganjuk, meskipun hanya terpaut jarak sekitar 10 km saja. Beda tarif Rp. 500 pun akan dikembalikan oleh Kondektur. Ini berbeda halnya dengan bus di wilayah propinsi lain yang gradasi tarifnya antara kota yang berdekatan sangat jauh berbeda dan jarang menggunakan karcis serta terkesan tawar-menawar, mahal, bahkan tidak fair. Untuk menjaga loyalitas penumpang, armada ini juga mengeluarkan sistem Kartu Langganan yang biasa disebut KL yang bila ditunjukkan sebelum membayar mendapatkan potongan di kisaran Rp. 2 ribu. Anggota TNI dan Polri yang naik dan berseragam juga mendapatkan potongan tarif istimewa sebesar 50 %. 4. Ketepatan Waktu menjadi Andalan Sebenarnya ini adalah faktor utama mengapa masyarakat masih percaya menggunakan armada ini. Meskipun sebenarnya ukuran waktu adalah sesuatu yang relatif, apalagi mengingat kondisi jalan raya yang terkadang tidak bisa diduga, serta banyaknya faktor rintangan yang dilalui. Namun, Sumber Kencono mencoba memberikan solusi pelayanan meminimalkan waktu tempuh dengan mengoptimalkan kondisi jalan dan lalu-lintas yang ada. Contohnya, adalah meminimalkan parkir ngetem yang tidak perlu. Rute Surabaya – Yogyakarta, bus hanya berhenti di terminal Madiun selama maksimal 20 menit untuk memberi kesempatan awak bus makan minum secukupnya. Selain itu relatif tidak berhenti lama. Terkadang ada bus yang berhenti di terminal Nganjuk, dan bila sudah berhenti di sini, biasanya di Madiun tidak berhenti lama. Tidak digunakannya sistem setoran juga meminimalkan waktu berhenti ngetem ini. Bus lain yang beririsan dengan trayek Sumber Kencono tidak seketat ini jadwalnya. Contohnya untuk rute Surabaya – Kediri – Trenggalek, paman saya yang berdomisili di Surabaya dan mengajar di Trenggalek selalu menggunakan Sumber Kencono dan pindah bus di Kertosono daripada menggunakan bus langsung Surabaya – Trenggalek karena lebih cepat. Bahkan, secara umum masyarakat masih beranggapan kecepatan menjadi diutamakan dibandingkan dengan kenyamanan khususnya bila mengejar waktu. “Sing penting cepet tekan.” Begitu kira-kira yang ada di benak masyarakat. Optimalisasi waktu yang lainnya, adalah bus hanya mengisi bahan bakar ketika penumpang sudah diturunkan di terminal. Bila bus sedang berisi, betapa banyak waktu penumpang yang ikut tersita pada saat mengisi bahan bakar ini. 5. Armada Sangat Prima Usia bus yang dioperasikan Sumber Kencono semakin ke sini semakin muda. Tentu semua mafhum bila semakin berusia, kehandalan sebuah kendaraan menurun serta memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit. Dari beberapa kali perbincangan dengan pengurus maupun kru SK, diperoleh info bahwa maksimal usia bis adalah 5 tahun. Dan secara bertahap diperbarui dan dimodernkan armadanya. Dalam periode 2008 hingga sekarang, sudah puluhan kali (mendekati seratusan) saya naik bus Sumber Kencono. Selama itu pula, tidak pernah sekalipun saya mengalami bus dalam kondisi rusak mogok. Bahkan, hanya untuk sekedar menambah tekanan angin ban saja, saya tidak pernah mengalaminya. Hanya pernah sekali mengalami kerusakan knalpot, itupun masih bisa meneruskan perjalanan hingga ke garasi dengan keterlambatan hanya sekitar setengah jam saja. 6. Terbuka Menerima Masukan Sepanjang saya keluyuran naik bus umum (dari tahun 1993 hingga sekarang), di kolong langit Jawa ini hanya ada satu perusahaan yang konsisten di seluruh armadanya secara terbuka dan terang-terangan menuliskan permintaan kepada penumpang yang berbunyi:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun