Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Penguasa dan Pengusaha (Mudah) Disuap

29 Desember 2013   20:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:22 18 0

Penguasa dan Pengusaha (Mudah)  disuap
Penulis: Mujiono H. Pohi
Twitter : @Jhonopohi


Dalam pandangan Alvin Toffler ‘’para penguasa atau  pengusaha setempat itu sering mudah diperalat, disuap, diberi hadiah dan keuntungan pribadi oleh para pendatang dari barat itu sebagai imbalan atas jasa mereka yang telah memeras tenaga kerja pribumi. Menindas pembangkangan, dan membikin ketentuan baru setempat yang menguntungkan para pendatang. Begitu para penakluk itu mengenai suatu koloni, begitu kekuasaan kolonialisme mereka menetapkan harga bagi bahan mentah yang diutamakan kaum bisnis mereka serta membikin peraturan-peraturan ketat untuk mencegah saingan asing lainnya menaikkan harga penawaran.’’
Pandangan Toffler memberikan gambaran terhadap suatu negara pribumi yang dikuasai oleh kaum asing yang diakibatkan karena para penguasa dan pengusaha mudah di suap untuk pemanfaatan sumber daya alam. Penguasaan-penguasaan yang berpindah tangan kepada kaum asing menjadikan kaum pribumi menjadi buruh di negerinya sendiri. Kaum asing membeli bahan mentah negeri pribumi dengan harga murah kepada penguasa atau pengusaha pribumi dan menjualnya kembali kepada kaum pribumi dengan harga mahal, akibatnya pasar penguasaan kaum pribumi jatuh kepada kaum asing.
Penguasaan pasar oleh kaum asing ini pula menjadikan kaum pribumi kurang kreatif, akibat dari tidak adanya dorongan penguasa kepada kaum pribumi untuk mandiri memproduksi bahan mentah. justru penguasa membunuh kreatifitas kaum pribumi dengan menjual bahan mentah dan membiarkan kaum asing yang memproduksinya.
Akibat dari semua ini, menghasilkan suatu ketergantungan pasar yang tinggi, kemandirian untuk berdiri sendiri menjadi hampa. Jika kaum asing mengalami gejolak ekonomi maka kaum pribumipun mengalami hal yang sama, karena kestabilan pasar kaum pribumi bergantung kestabilan pasar kaum asing.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun