Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Nasehat dan Motivasi di Malam Minggu

3 November 2013   16:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:38 548 0
Sebuah kata yang selalu terngiang dalam pikiran ku adalah "Buatlah segala sesuatu yang terbaik namun persiapkan diri untuk kemungkinan terburuk", kemudian kata "kita tak pernah tau berbuat untuk siapa, namun 1 bulan 1 tahun bahkan puluhan tahun yang akan datang tergantung terhadap apa yang kita perbuat saat ini". Inilah kata-kata penyemangat hidup yang selalu aku ucapkan baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Pada kenyataannya, sabtu malam tepatnya 2 November sekaligus makan malam, ku berbincang dengan salah seorang yang diakui ke intelektualanya, kesuksesanya dan kebijasanaannya dan beliau adalah seorang hakim Pengadilan Agama. Beliau ini seperti kakak sendiri yang selalu memperhatikan adik-adiknya.
Pada malam itu, beliau bertanya sudah sejauh mana kamu belajar dan skripsi kamu? dan ku hanya tersenyum kecil kepada beliau dengan santainya ku jawab "lagi galau pak bingung dalam me eksekusi itu dan saya sekarang jadi mahasiswa yang pengangguran pak". Lantas beliau terkejut dengan jawaban ku, dan bertanya "kamu tau gak susunan menulis skripsi?", ku jawab tau, terus kamu tau apa itu kerangka teoritis? ku hanya diam dan tersipu. *dalam benak ku betapa bodohnya aku*
Setelah itu beliau memberikan sedikit nasehat dan motivasi "Jib dengarkan baik-baik seringlah baca buku, sebentar tapi efektif lebih baik dari pada tidak sama sekali, saya ini seorang hakim sudah punya istri dari segi materil dan immateril sudah terpenuhi tapi saya tetap membaca jib. Ingat ini baik-baik "jadilah orang yang biasa-biasa saja dalam sehari-hari namun jadilah orang yang luar biasa dalam intelektual", kalian ini masih muda dan mata kuliah sudah habis jadi tinggal mengulang-ulang saja analoginya seperti ini jib, gelas itu otaknya, air itu ilmunya terus bagaimana cara kita memasukan air tersebut kedalam gelas? caranya ini bisa dengan pake sendok (membaca).
Kemudian kamu hanya bisa tersenyum saat kamu belum melakukan apa-apa saat semester ini, skripsi belum siap, kamu ini sudah digerbang yang namanya kehidupan sebenarnya yang mana pertempuran itu nyata, tinggal kamunya mampu bersaing atau tidak. Kalau kamu selalu tersenyum saya yakin kamu tak akan mampu bersaing. Dan ingat "Kita tersenyum maka seluruh dunia akan tersenyum, Kita bersedih maka hanya kita yang merasakannya".
Ayolah move on, rubah pola pikir kamu ! Kamu tidak bisa karena kamu memang tidak bisa, kamu tidak melakukan apapun untuk skripsi kamu, karena kamu memang tidak punya ilmu tentang skripsi. Ingat jib persaingan hidup itu keras, dan kamu sudah digerbangnya dan kamu hanya tersenyum palsu.
Setelah mendengar itu ku hanya diam, dan merasakan betapa bodohnya aku mana kata-kataku "kita tak pernah tau berbuat untuk siapa, namun 1 bulan 1 tahun bahkan puluhan tahun yang akan datang tergantung terhadap apa yang kita perbuat saat ini" ini hanya omonganku saja namun prakteknya tidak. karena prakteknya tidak akhirnya ngambang dan tersenyum palsu untuk masa depan.
Satu hal terimakasih pak, sudah memberikan wejangan yang merubah saya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun