Al-Biruni merupakan salah satu ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh dalam catatan sejarah. Nama asli dari Al-Biruni adalah Abu Rayhan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni. Beliau dilahirkan pada pada tahun 973 Masehi di kawasan Khwarazm yang terletak di wilayah Uzbektistan. Hidup pada abad ke-11 masehi dengan salah satu kontribusi terpenting yang pernah beliau sumbangkan yaitu pada bidang geografi.
Seperti yang dikatakan oleh Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku "Api Sejarah Jilid 1" yang membahas tentang pemikiran Al-Biruni sebagai pakar geografi muslim yang membuat peta bumi dan membahas tentang awal mula penamaan wilayah Samudera India yang berasal dari cakupan wilayah Samudera Persia. Pemikirannya tentang geografi tidak hanya mencakup pemetaan dan deskripsi fisik bumi, tetapi juga melibatkan aspek-aspek sosial, politik, dan ekonomi dari berbagai wilayah di dunia.
Salah satu kontribusi penting Al-Biruni dalam geografi adalah karyanya yang terkenal, "Kitab al-Masalik wal-Mamalik" atau "Buku Rute dan Kerajaan". Dalam buku ini, Al-Biruni memetakan berbagai negara, kota, dan jalur perdagangan yang ada pada masanya. Ia menggunakan pendekatan ilmiah dan metode observasi yang cermat untuk memperoleh data yang akurat. Al-Biruni juga menggambarkan perbedaan geografis antara berbagai wilayah, termasuk iklim, flora, fauna, dan budaya masyarakat setempat.
Selain pemetaan fisik, Al-Biruni juga tertarik pada pemahaman tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya. Ia memperhatikan pengaruh geografi terhadap perkembangan budaya dan agama di berbagai wilayah. Al-Biruni mengamati perbedaan dalam praktik keagamaan, sistem politik, dan adat istiadat yang dipengaruhi oleh lingkungan geografis tertentu. Ia menyadari bahwa faktor-faktor geografis dapat membentuk karakteristik unik dari suatu masyarakat.
Sejalan dengan pemikiran Ibnu Khaldun dalam Kitab Mukaddimah yang diterjemahkan oleh Abidun Zuhri yang mengatakan bahwa karakteristik unik tersebut dikarenakan letak geografi daerahnya. Kecenderungan orang yang bertabiat gembira, senang, dan bersifat ceroboh, bodoh, gemar menari, dan sering bersenda gurau yaitu orang yang mendiami kawasan yang beriklim panas seperti Sudan dan sekitarnya. Udara panas telah mendominasi emosi mereka dan bentuk tubuh mereka.
Biasanya mereka yang dekat dengan Sudan adalah yang berdiam di dekat lautan. Udara panasnya berlipat ganda dikarenakan oleh cahaya-cahaya yang dipantulkan oleh laut. Kebanyakan adalah orang-orang di wilayah jazirah seperti Mesir. Penduduk Mesir cenderung lebih ceroboh dan lalai.
Fakta ilmiahnya adalah bahwa tabiat gembira dan senang diakibatkan oleh penyebaran ruh hewan. Sedangkan tabiat kesedihan sebaliknya, terjadi karena penyusutan ruh hewan. Sudah menjadi ketetapan bahwa panas menyebarkan udara dan uap serta menambah kuantitasnya. Panas alami yang ada dalam hati orang tersebut menimbulkan luapan ruh sehingga menyebar dan memunculkan tabiat senang yang luar biasa. Bisa ditemukan juga pada orang-orang yang bersenang-senang di pemandian. Keitka mereka bernafas dengan udaranya dan udara panas bertemu dengan ruh mereka, lalu membuatnya menjadi panas, maka timbul rasa senang dalam diri mereka. Terkadang rasa senang tersebut membuat orang bernyanyi-nyanyi.
Berbeda dengan karakteristik yang hidup di kawasan perbukitan yang dingin seperti Fez di Afrika Barat. Kebanyakan dari mereka sering bersedih dan berlebihan ddalam memikirkan segala sesuatu, sehingga mereka cenderung lebih hati-hati dan sering merasa khawatir. Karya terpenting lain dari Al-Biruni dalam bidang geografi adalah "Kitab al-Jamahir fi Marifat al-Jawahir" atau "Buku tentang Permata Berharga". Dalam karyanya ini, Al-Biruni mempelajari berbagai aspek geografi, seperti penemuan geografis, koordinat geografis, pengukuran jarak, astronomi, dan sejarah. Ia juga mencatat dengan seksama pengamatan astronomisnya tentang gerhana bulan dan matahari, serta pengukuran ketinggian gunung-gunung di berbagai wilayah.
Selain itu, Al-Biruni juga berkontribusi dalam pengetahuan tentang bentuk bumi. Ia mengajukan argumen bahwa bumi memiliki bentuk bulat dan berputar pada sumbunya, yang sekarang kita tahu sebagai rotasi bumi. Pemikirannya ini didasarkan pada observasi astronomi dan pengetahuan matematika yang canggih pada masanya.
Pemikiran geografi Al-Biruni tidak hanya berfokus pada dunia Islam, tetapi juga melibatkan penelitian tentang wilayah-wilayah di luar kawasan tersebut. Ia mempelajari sistem astronomi India, bahasa dan budaya Hindu, serta sejarah dan geografi India. Pemahaman mendalamnya tentang berbagai budaya dan masyarakat membuatnya menjadi seorang geografer yang sangat berpengaruh pada zamannya.
Pemikiran geografi Al-Biruni memiliki dampak yang luas dan berkelanjutan. Karya-karyanya menjadi sumber pengetahuan penting bagi para peneliti dan sarjana pada masa berikutnya. Pemetaannya yang akurat dan penekanan pada aspek sosial dan budaya mempengaruhi perkembangan ilmu geografi modern.
Dalam konteks Indonesia, pemikiran Al-Biruni juga menjadi inspirasi bagi para peneliti dan ahli geografi di negeri ini. Keanekaragaman geografi dan budaya Indonesia menjadikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan