Pontianak, 24 September 2024. Di era modern yang penuh dengan tantangan, dan perubahan, generasi muda Muhammadiyah dihadapkan pada pilihan yang sangat penting. Organisasi ini tidak hanya sekadar wadah untuk berkumpul, tetapi juga menjadi ruang untuk mengembangkan potensi diri, dan berkontribusi pada masyarakat. Namun, fenomena yang mengkhawatirkan saat ini adalah semakin banyaknya kader muda yang beralih fokus dari dakwah yang menjadi dasar Muhammadiyah, menuju isu-isu yang sama sekali tidak mengutamakan dakwah di dalamnya. Â Salah satu masalah yang menonjol adalah meningkatnya budaya merokok di kalangan anak muda, meskipun Muhammadiyah telah tegas mengeluarkan fatwa yang melarangnya. Sedikit kita perlu membahas isu ini dalam rangka menekankan pentingnya menjadi anak muda Muhammadiyah yang sejati.
   Sejarah dan Fatwa tentang Rokok dalam Muhammadiyah
Fatwa Majelis Tarjih Nomor 7/2011 jelas menyatakan bahwa merokok adalah haram karena dampaknya yang merugikan kesehatan. Dalam konteks Islam, menjaga kesehatan adalah bagian dari menjaga amanah Allah Ta'ala. Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri"Â (Q.S. An-Nisa: 29), yang mengisyaratkan bahwa tindakan yang dapat merusak kesehatan harus dihindari. Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mengedepankan nilai-nilai Islam, memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya merokok, dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan anggotanya.
Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia masih tinggi, terutama di kalangan anak muda. Menurut Survei Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2023, prevalensi perokok di kalangan laki-laki berusia 15 tahun ke atas mencapai 73,7%, dengan proporsi perokok aktif pada kelompok usia 15-24 tahun juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa merokok bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan besar bagi kesehatan masyarakat.
  Dampak Sosial dan Kesehatan dari Merokok
Budaya merokok di kalangan anak muda sering kali dipengaruhi oleh citra sosial, dan tekanan teman sebaya. Banyak yang berpikir bahwa merokok dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan membantu mereka diterima dalam kelompok. Namun, dampak kesehatan dari merokok sangat serius. Menurut penelitian dari American Cancer Society, merokok merupakan penyebab utama dari banyak penyakit serius, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, dan remaja yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti asma dan infeksi saluran pernapasan. Menurut data dari WHO, sekitar 1,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan asap rokok dari perokok pasif. Ini menekankan bahwa merokok bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain, terutama yang paling rentan.
  Tanggung Jawab Kader Muhammadiyah
Sebagai kader Muhammadiyah, kita memiliki tanggung jawab besar untuk berpegang teguh pada fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih sebagai pedoman ber-Muhammadiyah serta menjadi teladan dalam hidup sehat. Dalam menghadapi budaya merokok, kita harus proaktif dalam menyebarluaskan informasi tentang bahaya merokok. Kader yang merokok tidak hanya mencoreng citra Muhammadiyah, tetapi juga memberikan pesan yang salah kepada generasi muda lainnya. Kita harus mengingat bahwa tindakan kita akan mempengaruhi orang-orang di sekitar kita.
Untuk itu, kita perlu melakukan langkah-langkah konkret. Mengadakan seminar, diskusi, dan workshop tentang kesehatan serta bahaya merokok bisa menjadi salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi ini. Melibatkan ahli kesehatan untuk memberikan perspektif yang lebih mendalam akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kita juga bisa memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan kesehatan yang positif.
  Menjadi Anak Muda Muhammadiyah yang Sejati
Menjadi anak muda Muhammadiyah yang sejati berarti menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh organisasi ini. Hal ini termasuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip dakwah yang berlandaskan pada agama, akhlak, dan pelayanan kepada masyarakat.
Anak muda Muhammadiyah sejati tidak hanya menjadi pengguna ajaran, tetapi juga menjadi agen perubahan yang dapat memberi inspirasi, dan motivasi bagi orang lain. Dalam menghadapi tantangan merokok, anak muda Muhammadiyah harus:
1. Â Menjadi Teladan : Menunjukkan perilaku yang sehat, dan positif dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menghindari merokok. Keteladanan dapat memberikan pengaruh yang besar kepada teman sebaya.
2. Â Menyebarkan Kesadaran : Proaktif dalam mengedukasi orang lain tentang bahaya merokok, dan pentingnya kesehatan. Ini bisa dilakukan melalui diskusi, seminar, dan kampanye di media sosial.
3. Â Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial : Menggunakan waktu, dan tenaga untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan antar kader, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
4. Â Mengembangkan Diri : Mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam dakwah dan pelayanan masyarakat. Anak muda yang berpengetahuan luas akan lebih mampu memberikan kontribusi yang berarti.
5. Â Berpegang pada Nilai-Nilai Islam : Memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga kesehatan tubuh.
Sebagai kader Muhammadiyah, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga citra organisasi, dan mempromosikan nilai-nilai kemuhammadiyahan dalam kehidupan sehari-hari. Budaya merokok di kalangan anak muda adalah tantangan yang harus kita hadapi dengan serius. Dengan mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang bahaya merokok serta pentingnya menjaga kesehatan, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang lebih baik.
Mari kita kembali kepada esensi dakwah yang menjadi fondasi kita. Dengan komitmen untuk hidup sehat, dan menyebarkan nilai-nilai positif, kita tidak hanya menjaga nama baik Muhammadiyah, tetapi juga membangun masa depan yang lebih sehat dan bermartabat. Dengan semangat kemuhammadiyahan, mari kita berjuang untuk menciptakan generasi muda Muhammadiyah yang sejati, yang tidak hanya berfokus pada isu terbatas, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.