Karena jarak antara rumah petak dan gedung tempat dia bekerja sebagai satpam tdk jauh, Udin secara rutin melintasinya saat pergi kerja pulang. Secara rutin pula dia mampir di warteg dan membawa tiga nasi bungkus untuk dimakan bersama Sutiyem, istrinya dan Bibit, putranya.Namun hari itu, trotoar yang menjadi jalur tetapnya terhalang oleh sebuah jeep mewah, Sebuah jip berwarna merah gelap. Putra almarhum Haji Adnan, sesepuh warga di kampung itu, terpaksa melewati jalan aspal yang padat mobil dan motor dari arah Depok.