Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ngaji adalah Kewajiban, namun Paham Itu Tidak Diwajibkan

31 Juli 2020   21:04 Diperbarui: 31 Juli 2020   21:22 531 4
Sesuatu yang lumrah jika seorang penuntut ilmu mengalami suatu kondisi di mana tubuh merasa lelah, mager, maupun malas sehingga ingin selalu rebahan. Jiwa manusia memang begitu labil. Ada kalanya berada pada fase semangat yang tinggi sampai lupa sudah berpenampilan rapi tapi ternyata nggak ada jadwal ngaji (istilah mencari ilmu di kalangan kaum santri). Dan terkadang terjebak dalam lembah kemalasan yang membuat manusia enggan keluar dari selimut kehidupannya.

Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang kurang tertarik untuk mencari ilmu. Lingkungan keluarga yang belum mendukung, teman ngaji yang sering absen, atau kurang memiliki motivasi. Faktor lain yang jadi penghambat adalah pelajaran yang begitu sulit dipahami. Maka, tidak jarang banyak orang yang beranggapan bahwa mending tidak usah ikut ngaji daripada ngaji tapi tidak paham terhadap apa yang dipelajari.

Salah satu nasihat yang penulis ingat ketika jadi santri kalong ( malam berangkat ngaji, pagi pulang ke rumah lagi) yaitu  "Ngaji adalah kewajiban, namun paham itu tidak diwajibkan". Beliau, Ustadz Ibnu Fadhil al-Hafidz menerangkan bahwa setiap orang memiliki kewajiban belajar, namun masalah paham atau tidak itu urusan sang Pemilik Ilmu, yakni Allah SWT.  

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun