Ketika rasul masih hidup, semua masalah umat Islam dapat diselesaikan dan dijawab dengan bantuan Al-Qur'an dan petunjuk langsung dari rasul sendiri. Namun, setelah wafatnya rasul, umat Islam dihadapkan pada masalah-masalah baru yang tidak memiliki jawaban langsung dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, para sahabat menggunakan hadits-hadits rasul yang terdiri dari ucapan dan tindakan beliau.
Pada masa kehidupan para sahabat, mereka dapat langsung merujuk hadits-hadits Nabi karena mereka secara pribadi menyaksikan kehidupan Rasulullah. Namun, seiring berjalannya waktu dan banyaknya sahabat yang meninggal dunia, serta bertambahnya permasalahan yang dihadapi umat Islam, kesadaran untuk mengumpulkan hadits-hadits Nabi muncul. Tujuan dari pengumpulan ini adalah untuk menjawab persoalan-persoalan yang muncul di kalangan umat Islam.
Dengan demikian, hadits memiliki peran penting dalam penulisan sejarah Islam sebagai sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umat Islam. Bukti adanya pengaruh hadits dalam penulisan sejarah Islam terlihat dari metode yang digunakan dan isi informasi yang disampaikan oleh hadits. Sejarawan pada masa awal Islam menggunakan metode sanad yang sangat panjang dalam penulisan karya-karya mereka. Mereka juga banyak menulis tentang kehidupan Rasulullah dan para sahabat dalam bentuk sirah (biografi), al-maghazi (kisah-kisah perang), dan isma' al-rijal (ilmu mengenai para perawi hadits).