Pendidikan, sebagai fondasi pembangunan sosial dan ekonomi, seharusnya menjadi hak bagi setiap individu. Namun, di banyak bagian dunia, ketidaksetaraan dalam akses pendidikan masih menjadi permasalahan krusial yang berkaitan erat dengan dinamika politik suatu negara. Artikel ini akan mengulas ketidaksetaraan pendidikan dan upaya politik yang dilakukan untuk meratakan akses ke pendidikan.
 **Ketidaksetaraan Akses: Tantangan Global**
Ketidaksetaraan pendidikan muncul dalam berbagai bentuk, termasuk akses terbatas ke sekolah, ketidaksetaraan dalam fasilitas dan sumber daya, serta diskriminasi berdasarkan faktor-faktor seperti gender, ekonomi, dan etnis. Di banyak negara berkembang, anak-anak dari keluarga miskin seringkali menghadapi hambatan besar untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Ketidaksetaraan juga dapat terjadi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, menciptakan jurang pengetahuan dan keterampilan yang dapat berdampak pada kemampuan masyarakat untuk bersaing secara ekonomi. Dalam mengatasi ketidaksetaraan ini, peran politik menjadi sangat signifikan.
 **Faktor Politik dalam Ketidaksetaraan Pendidikan**
 1. **Alokasi Dana dan Kebijakan Anggaran**
Salah satu faktor utama yang memengaruhi ketidaksetaraan pendidikan adalah alokasi dana dan kebijakan anggaran. Keputusan politik terkait seberapa besar anggaran yang dialokasikan untuk sektor pendidikan dapat memiliki dampak langsung pada ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan kualitas pengajaran di berbagai daerah.
Negara-negara yang berkomitmen untuk meratakan akses pendidikan cenderung mengalokasikan dana yang cukup dan merata ke berbagai wilayah, sementara ketidaksetaraan akan semakin terasa ketika kebijakan anggaran tidak memperhatikan kebutuhan pendidikan di daerah-daerah yang terpinggirkan.
 2. **Kebijakan Inklusif dan Penghapusan Diskriminasi**
Aspek politik juga memainkan peran kunci dalam merancang kebijakan inklusif dan menghapus diskriminasi. Kebijakan yang memastikan setiap anak memiliki akses ke pendidikan tanpa memandang latar belakang ekonomi, gender, atau etnis dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan.
Namun, implementasi kebijakan ini seringkali terhambat oleh resistensi politik, terutama jika kebijakan tersebut dianggap merugikan kelompok atau kepentingan tertentu. Oleh karena itu, diperlukan komitmen politik yang kuat untuk melawan diskriminasi dalam segala bentuknya.
3. **Peran Pemerintah dan Kepemimpinan**
Ketidaksetaraan pendidikan juga erat kaitannya dengan peran pemerintah dan kepemimpinan politik. Negara-negara dengan sistem pemerintahan yang kuat dan komitmen terhadap pendidikan seringkali mampu merancang dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang meratakan akses pendidikan.
Namun, di negara-negara yang mengalami instabilitas politik atau kurangnya komitmen pemerintah terhadap pendidikan, ketidaksetaraan dapat menjadi lebih menonjol. Oleh karena itu, kepemimpinan politik yang visioner dan berkomitmen terhadap pembangunan pendidikan merupakan kunci untuk mengatasi ketidaksetaraan pendidikanÂ