1. Penerimaan Takdir
Salah satu ajaran utama dalam stoicisme adalah penerimaan. Para filsuf Stoik percaya bahwa banyak hal dalam hidup di luar kendali kita, dan oleh karena itu, penting untuk menerima kenyataan tersebut. Epictetus, seorang filsuf Stoik terkenal, sering menekankan pentingnya membedakan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak. Dalam konteks Islam, konsep ini selaras dengan ajaran tentang takdir (qadar).
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Apa pun yang menimpa kamu adalah dari apa yang telah kamu usahakan, dan Dia memaafkan banyak (kesalahan-kesalahan manusia)" (QS. Al-Shura: 30). Dalam ayat tersebut, ada pengakuan bahwa meskipun manusia memiliki kendali atas tindakan mereka, banyak aspek kehidupan bergantung pada kehendak Allah. Penerimaan terhadap takdir ini mengajarkan kita untuk tetap sabar dan tawakal, tidak berbeda jauh dari prinsip penerimaan dalam stoicisme.