Aku berterima kasih kepada Salman Rushdie, karena setelah membaca bukunya ini, aku seperti ditiup angin segar yang menyejukkan tubuh keringku, tubuh yang dipenuhi oleh daun-daun gugur, ranting-ranting kering, dan tanah yang pecah-pecah retak. Samudra Dongen itu begitu berombak kencang, menghempas dan menerpa tubuhku yang tidur-tidur ayam dan menyadarkanku dari kantuk yang seringkali mudah datang. Seperti sebuah tempelengan, seperti sebuah halilintar yang menyambar: Blar!
KEMBALI KE ARTIKEL