Malam itu aku bermimpi tentang jam tiga sore yang menjelma subuh yang hitam dan remang. Jam tiga sore yang mempertemukanku dengan musafir gila yang menembus badai dengan misterius. Lalu menertawakan manusia yang enggan kehilangan. Mimpi yang sempat aku catatkan dalam selembar kertas.
#
Esok hari, seharian berada di kantor seperti menguburku dalam dunia lain. Tapi tak kusangka jam tiga sore mengabulkan mimpiku memanggil subuh yang kehujanan dan diam. Kondisi yang merelakan badan ini menembus hujan menuju kediaman kecilku karena keterburuan.
Saat di tengah jalan aku tertegun menyadari angin dan gelap telah membasahi badan, “apakah musafir gila itu aku?” pikirku sambil melipat catatan mimpi tadi malam.