Pendapat yang Memihak pada Kelonggaran
Sebagian kalangan merasa bahwa skripsi tidak harus diwajibkan sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Mereka berpendapat bahwa skripsi seringkali menjadi beban berlebihan bagi sebagian mahasiswa, terutama mereka yang memiliki banyak tanggung jawab lain di luar akademik. Alternatif yang mereka ajukan adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan kompetensinya melalui berbagai cara yang lebih fleksibel. Karya ilmiah, proyek nyata, atau magang bisa menjadi pengganti yang sesuai, karena memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan di dunia nyata.
Argumentasi untuk Kelulusan dengan Skripsi
Namun, tidak semua setuju dengan pandangan tersebut. Ada yang percaya bahwa skripsi adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman akademik, terutama bagi mahasiswa di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian. Menurut mereka, skripsi adalah jalan untuk mengasah kemampuan analisis, penelitian, dan penulisan, yang sangat penting dalam dunia kerja. Mereka juga menilai bahwa dengan skripsi, mahasiswa dapat mengejar minat dan keahlian khusus mereka, sehingga menciptakan profesional yang lebih berkualitas.
Respon Terhadap Peraturan Menteri Baru
Baru-baru ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan baru yang mengubah beberapa persyaratan kelulusan mahasiswa. Beberapa menganggap perubahan ini sebagai upaya untuk memudahkan mahasiswa dalam meraih gelar sarjana. Namun, pandangan ini bukanlah konsensus universal. Beberapa berpendapat bahwa perubahan ini seharusnya lebih berfokus pada kualitas pendidikan dan pembekalan mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.