Hati ini semakin deg-deg byur saja mendekati waktu kick off pertandingan Indonesia vs Malaysia malam nanti..hmmmmm
pinginnya biasa saja mensikapi ini, tapi tetap saja tidak bisa. Mungkin inikah yang namanya cinta..he.he.
harap-harap cemas juga dengan pertandingan nanti malam. masalah teknis melihat pertandingan terakhir Timnas, rasanya untuk mencapai hasil imbang insyaAlloh bisa. Menang pun tidak mustahil. Racikan Nil Maizar sangat saya acungi jempol. Siapa yang diturunkan, trus taktik apa yang dipakai di lapangan menurut saya tok cer. Cemas yang saya maksud adalah tentang faktor nonteknis yang berimbas pada permainan Timnas.
Mental menang haruslah dipunyai pemain dalam saat-saat seperti ini. melihat laga-laga timnas terakhir saat uji coba dan di AFF ini, keliatan dengan signifikan peningkatan mental bertanding pemain Timnas. Semangat juang tak kenal menyerah dilihatkan pemain dengan bukti gol yang tercipta di menit terakhir vs Laos dan Singapura.
Namun, Malaysia adalah malaysia, yang kita tahu sendiri faktor Non Teknis mereka kuasai. Dari penonton, kepanitiaan dan lain sebagainya. Masih segar ingatan kita dalam Final leg 1 Piala AFF fi Bukit Jalil 2 tahun lalu. Sampai sebelum insiden laser, permainan Timnas sangat bisa mengimbangi Malaysia. Namun disinilah letak kelemahan Tim waktu itu, insiden laser menjadi merusak fokus pemain Timnas, yang kemudian berimbas pada kekalahan menyakitkan 3-0. Lepas dari praduga suap dan sebagainya, namun faktor mental bertanding Timnas beberapa tahun belakangan yang menghasilkan "Nol" Juara 1 (kecuali menang WO di Piala Kemerdekaan..he) dalam berbagai event yang diikuti dikarenakan mental pemain yang belum sesuai standar mental pemenang. Bukti bahwa Indonesia sampai beberapa kali menjadi Runner Up Turnamen, padahal permainan Timnas saat itu diakui bisa menjadi juara. Sampai ada idiom Juara Tanpa Mahkota.
Maka kesempatan kali ini, dengan usaha keras manajemen, pelatih, pemain dan suporter serta doa dari seluruh masyarakat Indonesia (semoga yang gak dukung menjadi dukung.hee), kita berharap kembali campur tangan Tuhan dalam pertandingan nanti dan seterusnya. Namun, apabila rencana Tuhan lain, kami masih bersabar menunggu waktu itu tiba, Indonesia dengan 230 juta rakyatnya mampu menghasilkan generasi sepakbola yang tangguh dan ditakuti Dunia.
Aamiin.
SALAM