Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Ajari Kami Menjalani Profesi di Rumah Sendiri

1 Juni 2023   06:12 Diperbarui: 1 Juni 2023   07:39 118 6

Ketika telah lulus sekolah menengah, saya kebingungan menentukan profesi apa yang ingin dijalani. Memang tidak semua anak remaja mengalami hal demikian. Ada banyak remaja yang telah menentukan cita-citanya sejak awal sehingga tidak mengalami kebingungan ketika lulus sekolah.

Namun, bagi orang seperti saya, kekurangan informasi menjadi kendala tersendiri kenapa belum bisa menentukan pilihan profesi sejak dini. Kala itu, internet belum masuk ke pedesaan sehingga kesulitan mencari informasi tentang lowongan pekerjaan atau jenis-jenis profesi di negeri ini.

Ketika internet sudah ada dalam genggaman, ternyata masalah "kebingungan" itu masih ada. Bukan karena kekurangan informasi tetapi banjir informasi sehingga sulit menentukan pilihan.

Mengetik kata "lowongan kerja" di mesin pencari maka akan banyak rentetan tawaran di berbagai tempat. Baik yang dekat maupun jauh dari tempat tinggal.

Lantas, kebanjiran informasi malah membuat anak muda terlalu "pilih-pilih" dalam pekerjaan yang akan digeluti. Begitu banyak pertimbangan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi begitu banyak tuntutan. Para pemuda desa bisa menjadi tipe pemilih padahal belum tentu menjadi orang yang "terpilih".

Lamaran pekerjaan pun dilayangkan.

Menunggu panggilan wawancara atau panggilan kerja, ternyata tidak kunjung tiba. Tentu saja tidak semua kasus demikian. Hanya saja, ketika perusahaan enggan mempekerjakan pemuda desa maka kita "resmi" menjadi pengangguran.

Masalah ini menjadi akut ketika dialami banyak orang.

Tidak ada solusi jitu untuk menyelesaikan problematika tahunan seperti ini. Ketika banyak lulusan sekolah menengah atas tidak langsung bekerja dan memperoleh pendapatan, tawaran solusi apa pun tidak ampuh andaikan si pemuda tidak merespon solusi yang ditawarkan.

Pemerintah tidak bisa menyediakan pekerjaan pada setiap daerah sesuai dengan angkatan kerja yang terus bertambah. Apalagi pengusaha swasta jelas tidak memiliki tanggungjawab untuk menyediakan pekerjaan bagi warga. Ujung-ujungnya, menyediakan pekerjaan sudah menjadi tanggung jawab orang tua.

Kala situasi demikian, maka hal yang bisa dilakukan adalah mengajarkan kami para remaja di pedesaan untuk menjalani profesi yang bisa dilakukan di rumah sendiri.

Profesi seperti apa? Jawabannya tentu saja akan berbeda pada setiap individu.

Kami yang memiliki lahan, mungkin akan bercocok tanam. Bagi yang tidak punya, satu-satunya harapan adalah kreatifitas anak itu sendiri.

***

Saya bisa mengerti kenapa orang tua pun kebingungan ketika menyaksikan anaknya menganggur. Sama bingungnya ketika orang tua bingung "harus mengajarkan apa kepada anaknya ketika dia ada di rumah?"

Orang tua di pedesaan masih berharap besar (bahkan terlampau besar) pada jenjang pendidikan yang dianggap mampu menjadi jaminan akan diterimanya seseorang di tempat kerja. Orang tua di banyak tempat tidak mengajari kami yang masih dini untuk melakukan banyak hal di rumah. Mengisi waktu luang sembari belajar mencari uang.

Dari sisi anak, tentu saja buat apa melakukan itu semua karena "sekolah tidak mewajibkan" siswa untuk "belajar mencari uang" sejak dini.

Masih ada anggapan jika seorang anak harus fokus belajar di sekolah. Tidak usah ikut orang tua untuk belajar berdagang, bertani atau membuat prakarya meskipun hasilnya tidak seberapa. Kami diharuskan memiliki nilai tinggi di sekolah dan tidak ada kewajiban untuk memiliki keterampilan.

Kalaupun kami murid di sekolah kejuruan, tidak diharuskan memiliki keterampilan di luar jurusan. Murid sekolah kejuruan jurusan mesin tidak usah belajar bertani apalagi berdagang. Alhasil, ketika kesempatan kerja tidak ada, kita tidak bisa melakukan apa-apa.

***

Kala mengalami demikian, maka saya berharap orang dewasa untuk memikirkan bagaimana pemuda bisa belajar melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Walaupun, kami tahu jika orang dewasa pun tidak memiliki pengetahuan akan pekerjaan yang dimaksud.

Untungnya, internet membantu kita.

Tugas orang dewasa hanyalah "sama-sama belajar" agar anak remaja pun memiliki tauladan. Betapa orang dewasa bukan lagi orang yang selalu menuntut banyak hal pada anak remaja. Dunia anda berbeda dengan mereka. Masa remaja anda berbeda dengan saat ini kala anak anda menginjak remaja.

Jika tidak bisa menunjukkan jalan maka marilah sama-sama mencari dan meretas jalan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun