Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perimbangan Kekuasaan dalam Konflik Internasional di Era Perang Dingin (1949-1991)

14 Oktober 2021   18:40 Diperbarui: 21 Oktober 2021   09:16 319 1
Perkembangan Awal Perang Dingin    

Perang dingin merupakan persaingan ideologi yang terjadi antara Blok Barat (Blok Barat) dan Blok Timur (Uni Soviet). Perang dingin ini berlangsung dari tahun 1949-1991 tentu sangat berdampak pada perkembangan hubungan internasional pada saat itu. 

Dalam perang dingin sendiri jarang ada konflik secara langsung yang dilakukan oleh negara induk ke 2 blok. Hal ini lebih diwujudkan dengan adanya persaingan untuk mengimbangi satu sama lain baik itu dari militer, teknologi, sekutu, maupun perkonomian.

Dalam perang dingin juga terdapat persaingan dalam berbagai bidang seperti militer dan perekonomian. Hal ini diwujudkan dengan adanya perimbangan dari segala bidang. Dalam segi teknologi dan militer yang kita ketahui bahwa 2 blok ini saling menunjukkan kekuatan mereka. 

Dimana persaingan ini di wujudkan dengan salah satu cara yaitu mencari sekutu atau teman sebanyak-banyaknya. Dalam artikel yang ditulis oleh Mutamadji (2009) hal ini dinamakan perimbangan kekuasaan "Balance of Power" dan perimbangan terror "Balance of terror".

Dalam perang dingin berbagai teknologi juga di kembangkan seperti teknologi militer mulai dari peralatan perang sampai pada satelit. Dimana saat itu perlombaan persenjataan teknologi ini sampai luar angkasa. Perlombaan ini di tandai dengan dikembangkannya roket luar angkasa antara ke 2 blok yang berseteru. 

Dimana di awali oleh pihak uni soviet yang dilakukan oleh Yuri Gagarin di tahun 1961. Kemudian baru disusul oleh amerika dimana terdapat peristiwa terkenal dari Apollo 11. Pesewat tersebut membawa astronotnya mendarat di bulan untuk pertama kali di tahun 1969.

Selain itu, perlombaan ini terdapat juga perlombaan senjata nuklir dalam bidang militer. Dimana persenjataan ini digunakan untuk saling memberikan atau menunjukkan kediddayaan masing-masing. Akan tetapi, dengan persaingan ini dunia merasakan ketegangan dan ancaman perang nuklir. 

Hal ini tentu akan menimbulkan suatu permasalahan baru jika memang benar-benar terjadi perang dan penggunaan nuklir ini bisa menimbulkan tingginya jatuh korban. 

Beruntungnya hal ini bisa teredam karena adanya perjanjian START (Strategi Army Reduction Treaty) dan SALT (Strategis Arms Limitation Talk) (Lilik, 2008).

Persaingan mencari "kawan"

Dalam perang dingin seperti yang kita ketahui bahwa terjadi perlombaan dalam segala bidang salah satunya dalam "mencari kawan". Dimana 2 blok ini saling mencari sekutu untuk menseimbangkan kekuataan dan menyebarkan ideologi masing-masing. Tentu hal ini membuat suasana dunia perpolitik dan hubungan antar negara saling memanas pada saat itu. 

Hubungan ini memanas dirasakan oleh seluruh dunia baik dari benua manapun. Dimana ke 2 blok terus mencari sekutu dengan cara menarik mereka melalui bantuan- bantuan ekonomi, militer dan lain sebagainya.

Berikut organisasi yang di bentuk oleh masing-masing blok untuk menciptakan suatu perimbangan kekuatan di dunia. Untuk blok barat terdapat beberapa organisasi yang di ciptakan mulai dari NATO, SEATO, CENTO, ANZUS dan lain sebagainya. Organisasi ini adalah usaha dari blok barat untuk menahan laju pertumbuhan komunis yang cukup mengkhawtirkan saat itu.

Dimana di tahun 1950-1980an beberapa negara di asia mengalami permsalahan bahkan sampai jatuh pada komunis. Seperti Perang Vietnam, Perang Korea, kejatuhan Laos dan Kamboja dalam rezim komunis. 

Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran akan efek domino yang di ungkapkan dari eisebhower dan Truman. Bahwa jika suatu negara jatuh pada rezim komunis maka tetangganya akan cepat atau lambat akan terkena imbasnya. 

Dari usaha blok barat menggunakan organisasi ini sebagai perimbangan kekuasaan "Balance of Power" dan tidak secara langsung berkonflik dengan blok timur (Yuniarti, 2010). Akan tetapi, beberapa contoh organisasi tersebut tidak berjalan lama (Bubar) karena terjadi konflik internal di masing-masing anggota.

Sama seperti blok barat yang memiliki organisasi untuk menyeimbangkan kekuatan dan mencari sekutu lebih banyak. Blok timur juga tidak mau kalah dimana mereka memiliki organisasi versi tersendiri. Organisasi dari blok ini memang tidak terlalu banyak karena kebanyakan yang dilakukan oleh Uni Soviet lebih ke perjanjian antar negara. 

Organisasi ini digunakan oleh Uni Soviet untuk membendung pengaruh barat dan menahan serang apa bila memang pecah perang terbuka. Berikut organisasi yang dimiliki blok timur di era perang dingin yaitu Pakta Warsawa dan COMECON.

Selain perimbangan yang dilakukan oleh blok barat dan timur terdapat juga suatu "kekuatan" lainnya. Dimana kekuatan ini dibentuk oleh negara-negara yang tidak ingin terlalu mencampuri urusan luar negeri yang cenderung ideologis ini. Negara-negara ini cenderung bersikap netral saja walaupun dalam prakteknya mereka terkadang "agak" mendekati salah satu blok tersebut. 

Menurut artikel yang ditulis Akbar dkk (2020) Perimbangan ini berupa organisasi GNB (Gerakan Non-Blok). Dimana tujuan dari organisasi ini adalah menjamin kemerdekaan, kedaulatan dan keamana dari negara-negara non blok. Dengan adanya Gerakan netralitas ini nentu mencerminkan adanya perimbangan kekuasaan saat terjadi Perang Dingin.

Akhir dari perang dingin 

Dengan runtuhnya kekuasaan Uni Soviet tentu mengakhiri terjadinya Perang Dingin. Dalam skripsi yang ditulis Wijaya (2012) mengatakan bahwa Keruntuhan ini disebabkan beberapa faktor seperti kebijakan Glasnost, Perestroika dan demokrasi. 

Tentu dengan jatunya negara komunis ini pada akhirnya mempengaruhi perpolitikan didunia. Kemudian hari akan dirasakan dan ditanggung oleh Rusia selaku negara utama yang mewarisi kekuasaan Uni Soviet. hal ini juga berpengaruh pada hubungan politik dan konflik internasional semakin berkurang. 

Dimana dengan tumbangnya Uni Soviet ini pada akhirnya menjadikan Amerika Serikat sebagai kekuasaan global terkuat saat ini.


Sumber Rujukan

Wijaya, A. Bakti. 2012. Peranan Mikhail Gorbachev Dalam Reformasi Politik di Uni Soviet Tahun 1985-1991. Skripsi di terbitkan. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma.

Murtamadji. 2009. Kegagalan Perang Dingin Antardua Negara Adidaya: Faktor Penyebab Dan Implikasinya. HUMANIKA: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 9(1), 81-92.

Salamah, Lilik. 2008. Meninjau Kembali Konflik Perang Dingin: Liberalisme vs Komunisme. Jurnal Global dan Strategis, 2(2), 225-237.

Yuniarti. 2010. Perubahan Pola Hubungan Internasional Abad 20 dan Pengaruhnya Terhadap Realisme Versus Idealisme. Jurnal Sosial Politika, 17(1), 1-15.

Akbar, H. Taufan, Subagyo, Agus & Oktaviani, Jusmalia. 2020. Realisme Dalam Kepentingan Nasional Indonesia Melalui Forum Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok (GNB). Jurnal Dinamika Global, 5(1), 123-139.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun