[caption id="attachment_154894" align="aligncenter" width="620" caption="Angelina Sondakh usai diperiksa sebagai saksi dugaan kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games, di Palembang, Sumatera Selatan selama delapan jam oleh KPK, Kamis (15/9/2011). (KOMPAS.com/IRFAN MAULLANA)"][/caption] Indonesia negeri kaya berita. Rasanya, belum selesai berita yang satu, tiba-tiba muncul berita lain yang lebih hot. Berita yang muncul bukan silih berganti, tetapi saling berlomba. Terkadang para analisis politik menyebutnya sebagai pengalihan isu, sebaliknya masyarakat begitu menikmati berita-berita itu. Semacam infotainment politik. Berita terkini yang sedang hot dan menyita perhatian publik adalah tentang Angelina Sondakh yang menjalin asmara dengan salah seorang penyidik KPK. Sebenarnya, informasi ini tidak lebih dari berita infotainment sebagaimana yang terjadi dikalangan artis-artis ibukota. Persoalannya menjadi berbeda saat kejadian ini dialami oleh seorang politisi, saksi kasus korupsi wisma atlit dengan seorang penyidik KPK. Kisah asmara Angelina Sondakh atau Anggie dengan cepat terseret ke ranah politik dan hukum. Lalu sejumlah komentar miring mengemuka ke ranah publik, baik melalui media massa maupun media jejaring sosial. Kejadian itu dibenarkan oleh Ketua KPK, seperti dilansir Republika (9/12) bahwa Bu
syro Muqoddas mengakui ada kedekatan hubungan pribadi antara anggota DPR RI Angelina Sondakh dan penyidik KPK. "(Ada) indikasi kedekatan pribadi, hubungan anak-anak muda. Tapi itu sudah kami periksa," kata Busyro. Adakah sesuatu yang aneh tentang kisah asmara ini? Jelas tidak, karena Anggie juga manusia. Dalam posisi Anggie sebagai manusia bebas (janda Adjie Massaid) tentu dia berhak untuk menjalin asmara dengan orang yang disukainya. Tak terkecuali dengan seorang pamen yang notabene penyidik KPK. Syukur-syukur kalau jalinan asmara itu mengantarkannya ke mahligai rumah tangga dan bahagia seumur hidupnya.
KEMBALI KE ARTIKEL