[caption id="attachment_146454" align="aligncenter" width="604" caption="Senja di Danau Qarun saat seorang nelayan sedang kembali ke rumahnya (Foto diambil pada Maret 2010)"][/caption] Mesir, sebuah negara yang terletak di Afrika Utara dikenal sebagai salah satu obyek wisata dunia. Negara ini memiliki banyak obyek wisata yang layak untuk dikunjungi, seperti Giza Pyramid, Museum Cairo, Nile Cruise, Sphinx termasuk Alexandria. Pendeknya, hampir semua tempat disana memiliki potensi wisata. Oleh karena itu, salah satu sumber devisa utama negara ini berasal dari kunjungan wisatawan. Pasca kisruh politik yang melanda Mesir, konon jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis. Menurut kantor berita MENA, pada tahun 2010 sebanyak 15 juta wisatawan mengunjungi Mesir. A
ngka kunjungan wisatawan mancanegara melorot sebesar 35,4 persen pada kwartal kedua 2011. MENA mengatakan, kondisi penurunan ekonomi itu terjadi selelah revolusi 25 Januari, yang berakhir dengan tergulingnya Presiden Hosni Mubarak, namun menyebabkan Mesir kehilangan 2,27 miliar dolar pendapatan pariwisata dalam tiga bulan. Kalaulah kisruh politik di negara itu tidak berkepanjangan, sangat banyak warga negara Indonesia yang sudah merencanakan liburan akhir tahun di bumi Mesir. Menikmati kilauan air Laut Merah dari resort-resort yang terdapat di Sharm El Sheikh atau dari Port Shukna. Mereka juga ingin menghabiskan sore sambil menikmati matahari terbenam di Danau Qarun, danau air tawar di tengah padang pasir. Danau Qarun yang terletak di Provinsi Al Fayoum Mesir terletak di arah Barat Cairo. Menurut Agus Mustopa (Kaltim Post, 25/8/2010) Kawasan Danau Qarun dan Fayoum yang subur memang pernah menjadi lumbung pangan bagi bangsa Romawi ketika menduduki Mesir. Mereka membangun markas tentara, permukiman, dan kuil-kuil di sana. Bahkan, juga vila-vila di pinggir danau. Tetapi, seiring dengan runtuhnya kekuasaan Romawi di Mesir, kawasan itu runtuh juga. Sebagian masih tertinggal jejaknya dalam bentuk reruntuhan, termasuk kuil Dewa Sobek yang dikira sebagai Istana Qarun. [caption id="attachment_146455" align="alignleft" width="300" caption="Dua orang remaja Arab, penduduk Provinsi Al Fayoum sedang menjaring ikan mujahir dari Danau Qarun Mesir."][/caption] Pernah pada Maret 2010, kami menghabiskan sore di Danau Qarun yang dikelilingi padang pasir. Tidak ada yang tahu, dari mana sumber air yang masuk ke danau itu. Penduduk disana juga tidak mengetahuinya. Itulah salah satu bukti kebesaran-Nya. Hebatnya, petani disana menggunakan air danau itu untuk irigasi. Sisa air itu mereka kembalikan lagi ke danau, semacam sistem recycling, sehingga ketersediaan air tidak pernah habis. Teringat keindahan senja di Danau Qarun, keramahan orang-orang disana, dan aktivitas petaninya, rasanya ingin kembali menikmati secangkir kopi Arab di tepi danau itu. Ingin melihat anak-anak Arab menjaring ikan mujahir dari Danau Qarun yang berair kuning. Ingin membeli mentimun dan tomat segar di ladang-ladang petani Provinsi Al Fayoum itu. Dan ingin melihat keledai-keledai menarik gerobak yang berisi kacang panjang dan sayuran. Kalaulah kompasianer berkunjung ke Mesir, jangan lupa menikmati sore di Danau Qarun. Sebuah oase ditengah padang pasir.
KEMBALI KE ARTIKEL