Mungkinkah kota kecil seluas 23 km2 seperti Kota Padang Panjang memiliki stasiun televisi lokal? Ini pertanyaan yang menggelitik sekaligus menarik. Sebab, Padang Panjang dengan segala potensinya, ternyata, berpeluang memiliki stasiun televisi sendiri meski hingga kini belum terwujud.
Bukittinggi—sedikit lebih luas dari Padang Panjang (25 km2)—telah memiliki stasiun televisi sendiri, Bukittinggi Televisi (BiTV) dan Tri Arga TV (group JPNN). Pasca reformasi, Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumbar bermunculan pula sejumlah stasiun televisi lokal, sebut saja Favorit TV, Padang TV, di samping televisi Nasional Daerah, TVRI.
Selain Padang dan Bukittinggi belum terdengar ada daerah lain di Sumbar yang mendirikan stasiun televisi lokal/televisi komunitas sebagai media yang dapat mempromosikan daerah. Padahal, otonomi daerah memberi peluang untuk itu.
Mengapa Padang Panjang memiliki potensi membangun stasiun TV lokal? Saya mencermati, Padang Panjang ternyata memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa di dunia pertelevisian. Betapa tidak, beberapa tahun lalu, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang telah punya Jurusan Televisi. Artinya, di Padang Panjang telah memiliki sarjana-sarjana yang handal di bidang pertelevisian yang tak kalah kualitasnya dibanding daerah-daerah lain.
Mahasiswa-mahasiswa Jurusan Televisi ISI Padang Panjang, bukan saja mempelajari tentang sejarah pertelevisian, namun mereka juga handal menggunakan kamera, handycam, memproduksi film, hingga membuat program siaran televisi. Tentu sangat sayang jika pemerintah daerah setempat tidak melirik potensi itu yang dapat digunakan untuk mengangkat potensi daerah.
Sebenarnya, apa kekuatan TV lokal di daerah? Kekuatan TV lokal, tentu saja, pada kelokalannya yang tidak dimiliki oleh stasiun TV Nasional. Pengelola TV lokal dapat mengemas segmen lokal menjadi siaran yang bermutu sehingga menarik pemirsa.
Konten lokal ini terutama dalam bentuk peristiwa lokal, dialog lokal, trend lokal, dan juga kebutuhan informasi lokal. Menurut informasi seorang teman di Kebumen, TV lokal Kebumen (Ratih TV) mempunyai siaran “Selamat Pagi Bupati” dengan durasi 1 jam namun bisa mengalahkan siaran TV Nasional di daerah itu. Ketertarikan pemirsa lokal karena siaran (live) dengan “dialog interaktif” menjadi alat kontrol sosial. Segala hal yang terkait dengan kondisi sosial masyarakat bisa ditanyakan langsung kepada bupatinya.
Masyarakat hari ini, tentu saja tidak cukup puas mendengar ‘retorika’ kepala daerah hanya membacanya di koran (lewat relis humas) yang cenderung bernada sepihak. Masyarakat sudah semakin cerdas untuk bisa bersama-sama bertukar pikiran, memberikan saran dan masukan, semata untuk kemajuan pembangunan daerahnya. Keberadaan TV lokal juga sendirinya memberikan pencerdasan kepada masyarakat terhadap berbagai bidang seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini.
Mungkinkah Padang Panjang memiliki TV lokal? Harapan kita, tentu saja bukan hanya Padang Panjang, namun juga Kabupaten/Kota lainnya di Sumbar memiliki TV lokal yang bisa menjadi kebanggaan daerah. Semoga saja. []