Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Eksotisme Simeulue yang Mengundang Rindu

25 Oktober 2011   06:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 387 0
[caption id="attachment_139321" align="aligncenter" width="644" caption="Eksotisme laut Teupah Selatan Simeulue dikala fajar menyingsing di kaki langit."][/caption] Catatan Muhammad Subhan*) BANDARA Lasikin Pulau Simeulue masih basah ketika pesawat penumpang Susi Air berbadan kecil mendarat di landasannya, pagi itu. Jam baru menunjukkan pukul 7.45. Belum tampak aktivitas yang terlalu mencolok. Hanya beberapa petugas bandara dan penyambut tamu terlihat di ruang tunggu. Itulah pertama kali saya menginjakkan kaki di Pulau Simeulue, Provinsi Aceh setelah sekian lama kerinduan itu membuncah di jiwa. Selama ini Simeulue hanya ada dalam mimpi-mimpi saya. Alhamdulillah mimpi itu terwujud ketika saya mendapat kesempatan menikmati keindahan alam pulau ini dalam sebuah undangan kegiatan pelatihan jurnalistik, di pertengahan tahun lalu di Sinabang. Memandang Simeulue dari atas pesawat ketika masih di udara, aura eksotisnya terlihat mengusik mata. Mengenangkan saya pada Pulau Bali yang beberapa kali pernah saya singgahi. Sama-sama memiliki keindahan alam yang luar biasa. Hanya bedanya Bali telah berkembang pesat di sektor pariwisata dan mendatangkan banyak wisatawan, sedangkan Simeulue baru bangkit mengejar ketertinggalan. Simeulue baru 12 tahun menjadi kabupaten definitif, bagian dari Provinsi Aceh. Tak mustahil kalau beberapa puluh tahun kemudian Simeulue bisa menjadi “Pulau Bali”nya Sumatera. Tentu saja itu tidak sekedar mimpi. Simeulue memiliki potensi yang layak dikembangkan di sektor pariwisata. Keindahan pantai berbatu karang (Pantai Babang), sebagian pantai berpasir putih dan landai (khususnya di Teupah Selatan), kekayaan laut baik lobster, ikan, udang, maupun terumbu karang, serta kemajemukan budaya lokalnya, menjadikan Simeulue bernilai “laik jual”. Salah satu keindahan alam Simeulue terlihat di Pantai Babang, sebuah objek wisata yang dibuka TNI melalui kegiatan manunggal. Pantai yang cantik, meski masih banyak yang perlu dibenahi, seperti belum adanya pondokan tempat beristirahat pengunjung, MCK dengan air yang memadai, akses jalan masuk yang belum diaspal, serta tidak adanya kios-kios yang menjual minuman, makanan maupun souvenir (semoga sekarang semua itu sudah tersedia—pen). Namun yang pasti pantai ini potensial dikembangkan dan menjadi salah satu ikon pariwisata Simeulue.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun