*Listing/Inventaris Kebutuhan Rumah Tangga Perspektif Infrastruktur, Dana, dan Kegiatan*
Disclaimer: tulisan ini adalah opini pribadi berdasarkan fenomena sosial yang didasarkan oleh ilmu pada jenjang SD-S1 serta keyakinan penulis.
Rumah tangga merupakan fase kehidupan yang dijalani semua orang. Setiap orang pasti memiliki rumah, entah itu bagus atau kurang bagus. Rumah merupakan tempat pulang sehabis kegiatan luar (kerja atau sekolah). Sehingga, bisa dibilang rumah itu tempat singgah terlama setiap orang. Makanya, kenyamanan dalam rumah adalah hal utama.
Dalam mengurus rumah, pasti memiliki problematika. Misal kabel listrik dimakan tikus, nyamuk disana kemari, gas habis, dan semacamnya. Nah, tulisan ini disajikan oleh penulis yang berpengalaman dalam menghandle beberapa tugas rumah. Tulisan ini diharapkna membuka wawasan bahwa mengurus dan merawat rumah itu juga menguras waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Maka dari itu, pekerjaan ART semoga tidak mendapat pandangan sepele. Kemudian, jiwa idealis seorang anak bisa sedikit menjadi realistis dan respect ke orang tua. Bahwa, orang tua menyediakan fasilitas rumah, makan, dan sekolah itu merupakan anugerah yang luar biasa. Tidak semua orang tua sanggup dan mau ikhlas memberi rumah/tempat menginap untuk anaknya.
Perspektif pertama yaitu infrastruktur. Dalam mengamati rumah, beberapa komponen penting di dalamnya yaitu seperti kondisi tiang, plafon, atap, dinding, lantai, kelistrikan, sistem olah sampah, saluran sapiteng, perabot, dan semacamnya perlu diperhatikan.
Semakin banyak barang dan luas lahannya, maka hakikatnya semakin harus rutin merawatnya. Misal, kita punya 4 kamar, maka harus 4 kali penyapuan, pel, bersihkan langit" dan dinding, dan semacamnya.
Perspektif kedua yaitu soal kegiatan. Kegiataan kerumah tangga itu banyak, mulai dari menyapu, mengepel, memasak, menyetrika, mencuci, menyiapkan air mandi (sanyo/manual) , menjemur, memanasi alat, ke pasar, ke toko, ke tempat lain, dan kegiatan semacamnya.
Alokasi waktu untuk mengurus rumah antara 4-6 jam. Jika sudah berkeluarga khusus punya anak (bayi), bisa seharian penuh. Karena bayi tidak bisa ditentukan jam bangun, tidur, makan, ke kamar mandi, dkk. Maka dari itu, kadang orang rumah perlu diajak healing supaya tidak jenuh karena rutinitas rumah.
Perspektif ketiga dan yang paling urgent, yaitu soal dana. Dana ini berperan sentris menentukan model kesejahteraan rumah tangga. Penulis memberi stratifikasi dana menjadk tiga, dana kecil, menengah, dan banyak.
Rumah tangga dengan dana kecil tentu rumahnya biasa. Bisa jadi kondisinya dinding masih berupa bara merah, atap tidak ada plafon, motor. butut, rumah isi 2 kamar. Biasanya ini untuk pasutri awal. Memang targetnya tidak wah, tetapi hanya sekedar tempat tidur sehabis penat kerja.
Rumah tangga dengan menengah, dia memiliki dinding sudah di plester den cat, plafon, motor gres 2, area rumah luas, dan penataan kamar yang baik. Biasanya profesinya bergaji lumayan, seperti PNS, pimpinan unit perusahaan besar, dsb. Biasa sering kedatangan tamu dari tetangga sekitar.
Rumah tangga dengan dana banyak, biasa tampilan rumahnya megah (seperti istana) , mobilnya lebih dari 1, dekor lantai dinding marmer, sangat higenis. Biasanya, profesinya yaitu pengusaha kelas atas atau artis/pekerja papan atas. Tamunya ya sesama orang kaya. Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat.