Sumirah yang manis, paling manis, dan akan selalu manis. Surat ini ku tulis untuk pertama kali sejak bulan-bulan hujan tahun ini. Bagaimana kabarmu di sana? Ku dengar hari ini mereka merayakan hari pahlawan ya? Di sini kami juga merayakan dengan berkumpul dan bermain lagu-lagu Ibu Sud dan Ismail Marzuki. Menari dan masak bersama makanan nusantara. Pecel, rawon, rendang, coto. Kau tahu bagaimana kami mengakali bumbu kacang di sini? Aih si karjo punya akal memang tak pernah habis. Dia bikin itu bumbu kacang pakai nutella dan garam. Ntah bagaimana rasanya nanti, kami tak peduli, yang penting kerinduan masakan nusantara bisa terobati. Apalagi itu rawon punya warna hitam, susah sekali diakali. Tapi karjo masih saja bisa utak-atik. Bak
engineer kehilangan baut, diakal pakai kawat, karjo pakai coklat buat penghitam rawon. Keterlaluan sudah memang, tapi namanya juga London, mereka tak punya bahan bahan itu. Ku harap kau bisa merasakan ini semua, kau pasti punya senyum membungah tak karuan, hingga tertawa terpingkal-pingkal.
KEMBALI KE ARTIKEL