Salah satu peristiwa kebahasaan yang sering kita dengar di media elektronik adalah bahasa penyiar radio. Penyiar radio menggunakan sistem penyiaran suara tanpa kelihatan sang penuturnya tetapi bisa diterima dimana saja tergantung sinyal masih terjangkau. Dalam hal ini penyiaran tidak hanya berkaitan dengan pemberian hiburan semata, akan tetapi juga memberikan informasi menarik bagi pendengar. Sebagaimana yang disampaikan oleh Badudu bahwa radio selain sebagai sarana penyampai informasi dan penyebarluasan ilmu pengetahuan juga dapat berlaku sebagai penghibur (1993). Berdasarkan sifat radio yang auditif maka penyiar radio sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, kalimat-kalimat yang ringkas, susunan kalimat yang logis dan bergaya obrolan (Effendy 1991: Anwar 1991). Â Selain itu juga untuk menonjolkan karekater dari radio tersebut. Profesi penyiar radio di era sekarang ini pun dituntut dapat menguasai multibahasa agar lebih menarik dan mengikuti tuntutan pasar. Dengan demikian acara-acara radio tidak ditinggalkan oleh masyarakat meskipun peminatnya mulai berkurang.