Kita Bisa merasakan bagaimana kemarahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden RI yang dalam beberapa komentarnya melalui media sangat geram dan marah akan kasus ini bahkan Presiden Sempat menyatakan Tidak ada Masalah Kalau beliau di Katakan Presiden Gila dst..asalkan namanya tidak di catut dalam kasus ini, Lebih heboh lagi bapak wakil presiden yang secara langsung meminta SN untuk mundur dari jabatannya...Sangat Luar biasa Kasus ini sehingga para pemimpin kita terkesan marah besar krn rekaman ilegal Presiden Freeport ini
Sangatlah wajar ketika banyak pertanyaan - pertanyaan yang muncul di kalangan penikmat berita ini, Kenapa Presiden & Wakilnya Marah Besar dan terkesan tidak mau menormalkan situasi ini, pada hal kasus ini cukup menganggu kinerja Pemerintahan dan Legislatif, Membuat Tensi Politik antara Pemerintah dan DPR cukup meninggi, Apa untungnya buat bangsa dan rakya indonesia...
Indonesia yang begitu besar, Indonesia yang begitu damai langsung terasa Gaduh hanya karena rekaman pertemuan presiden Freeport dengan SN sang Ketua DPR RI, Polisi, Jaksa, KPK bahkan pengamat politik dan Hukum ikut menjadi gaduh akan semua ini, Begitu hebatnya Perusahaan Asing yang bernama PT Freeport, Pimpinan DPR beradu argumentasi dengan Pemerintah, MKD DPR RI dalam tekanan tingkat tinggi oleh publik akan transparansi proses MKD, Media semakin mengilla dan menjadikan dinamika ini sebagai ruang yang sangat komersial bagi pengusaha media
Kejaksaan yang dalam kaca mata awam tekesan melakukan persekutuan dengan Presiden Freeport, Kejaksaan yang begitu mengistimewakan Maroef Syamsuddin sebagai saksi kunci dalam kasus ini, Bahkan dalam permeriksaan MKD maroef syamsuddin berjanji akan menyerahkan rekaman orsinil meskipun pada akhirnya dia tidak bersedia menyerahkan rekaman tersebut kepada siapapun kecuali tim penyidik kejaksaan, Republik ini semakin Gaduh dan ugal ugalan dalam menghadapi kasus ini, pada hal banyak hal yg bisa dilakukan oleh mereka untuk kesejahteraan rakyat indonesia
Begitu mudahnya bangsa ini di obok obok oleh konco konco asing, begitu mudahnya tatanan kenegaraan kita di masuki oleh kepentingan pengusaha asing yg mengambil keuntungan di bangsa ini, Bangsa ini terlalu rapuh, gampang di adu domba hanya karena perbedaan komunitas politik, Buat saya Presiden PT Freeport telah berhasil menjadikan bangsa nya menjadi bangsa yang ugal ugalan...
Bapak Presiden Jokowi Marah krn merasa namanya di catut dalam percakapan itu, Bapak Wakil Presiden Pun Merasa demikian tetapi mereka tidak pernah marah kepada pengusaha asing yang merampas SDA Bangsa ini secara legal dengan berkedok UU, pada hal belum tentu mereka penuhi kewajibannya, pada hal belum tentu mereka tidak melanggar aturan bangsa ini, bahkan terkesan mereka membela dan melindungi kepentingan Freeport dengan bergai kebijakannya, seolah olah Maroef Syamsuddin tak bersalah krn merekam dan mencoba mempengaruhi kebijakan negara melalui manuvernya keberbagai kelompok kepentingan..Hancur sudah bangsa ini...
Mungkin dalam pandangan kita semua SN adalah figur yang bersalah krn telah mencoba melakukan suatu gerakan yang mengunakan jaringan dan kekuasaannya dalam mencari keuntungan bersama kelompoknya, inipun tidak dapat di benarkan oleh siapapun, desakan SN mundur dari jabatannya sampai mengadukan SN kepada Proses Hukum telah menjadi dinamika tersendiri dalam sebulan terakhir, yang seolah olah itulah akhir dari kasus ini, SN adalah warga negara kelas dua sesangkan PT.Freeport adalah Perusahan Paling Berjasa dalam kehidupan Bangsa indonesia, itulah kesannya...
Menurut saya Pernyataan Presiden Bersama Wakilnya semakin memperkeruh situasi bangsa ini, beliau beliau tidak menjadi penengah atau penyejuk dari dinamika papa minta saham tetapi menjadi pemicu dari satu situasi yang kegaduhan yang terjadi, Mestinya Bapak Prediden sebagai kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara sangat berkepentingan dalam menjaga stabilitas bangsa termasuk stabilitas di bidang politik dan hukum, harus berdiri diatas kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi dan golongannya, sehinga perang antar Geng semakin kelihatan dan di pertontongkan secara terbuka, negara tidak lagi hadie sebagai pilar utama dalam melindungi rakyatnya,