Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi Untukmu Wahai Ibu Pertiwi

14 Maret 2022   14:48 Diperbarui: 14 Maret 2022   14:51 844 1
Di dunia baru ini, suara-suara dibungkam, mulut-mulut dibekap, kebenaran disekap dalam sekat kegelapan yang pekat.
 
Dalam kemelaratan, negara enggan memberi rakyat makanan.
Mereka percaya manusia bisa hidup hanya dengan harapan.

Jangan terlalu merepotkan.
Negara sedang sibuk membagi harta warisan pada kaum bangsawan dan pangeran.

Lalu saat harapan itu dipertanyakan, mereka kelabakan menangkap tangan-tangan yang kelaparan di tembok pinggir jalan.

"janganlah kalian mengadu kepada Tuhan."

Negara yang mendukung kebebasan berpendapat, asalkan tidak disampaikan.
Jangan sekali-kali bersuara lantang kalau tidak mau digelandang.

Maafkan aku, ibu

Sementara aku hanya bisa menulis omong kosong ini.
Suatu saat nanti doakan saja aku bisa membantumu.
Merapikan hutan yang semakin terkikis.
Atau setidaknya biarkan aku membersihkan kuku-kuku di jari kakimu.

Jakarta, 14 Maret 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun