Kebonarum, Klaten (27/07/2021) – Sejak ditemukannya kasus Covid-19 di Indonesia pada bulan Maret 2020, berbagai sektor kehidupan masyarakat mulai merasakan dampaknya, salah satunya yaitu sektor ekonomi. Dampak yang signifikan juga dirasakan oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), mereka mengalami krisis akibat menurunnya daya beli masyarakat yang salah satunya disebabkan oleh pembatasan kegiatan yang diberlakukan pemerintah. Berbagai upaya dilakukan oleh UMKM agar dapat bertahan. Salah satunya yaitu mempercepat peralihan UMKM ke era digital. Hal ini dikarenakan masa pandemi merupakan peluang atau saat yang tepat bagi UMKM dalam menerapkan digital marketing. Merujuk survei Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 9 dari 10 responden mengaku bahwa aktivitas belanja online mereka meningkat selama pandemi Covid-19. Selain dapat menghindari kerumunan, berbelanja online juga dapat meminimalisasi transaksi secara tunai. Oleh karena itu, digitalisasi dinilai menjadi langkah yang tepat bagi pelaku UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan aman. Namun, dalam pelaksanaan digitalisasi UMKM ini tentu saja bukan sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Akan ada banyak tantangan atau hambatan ketika melaksanakannya. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, baru sekitar 13% atau 8 juta UMKM saja dari total 64 juta UMKM di Indonesia yang telah terhubungan dengan dunia digital.
KEMBALI KE ARTIKEL
