Sangat sulit untuk menahan rasa suntuk dan bosan apabila tidak memiliki pekerjaan di sekitar. Banyak orang sering mengalihkan perhatiannya pada kegiatan yang pasif seperti "
sebatbut" atau merokok. Ya, fenomena yang bahkan tidak asing dan tidak mengagetkan di pikiran kita. Banyak hal yang menjengkelkan datang pula dari aktivitas itu, contoh saat mengingatkan orang merokok sambil berkendara, merokok di samping balita, merokok sambil makan (aneh juga). Sebenarnya kita peduli kepada mereka dengan mengingatkan, namun tak jarang juga malah kita yang kena getahnya. Padahal kebanyakan masyarakat Indonesia adalah orang luhur dan bijaksana, namun kenapa tidak bisa membedakan mana yang sehat dan yang tidak, bahkan sering mereka merasa hipokrit atau munafik. Pernah nggak kamu menemukan orang merokok sering mengkritik orang lain yang merokok di tempat umum, tapi tetap merokok di tempat yang sama saat tidak ada yang melihat. Lalu mereka sering juga mengatakan "Saya menghormati orang yang tidak merokok," tapi tetap merokok di tempat umum tanpa peduli asapnya mengganggu orang lain. Bagaimana sih? Yang paling parah, sudah tahu sering mengeluh harga, sampai ekonomi sulit, tapi masih mengalokasikan buat ngerokok, hutang pula! Penulis ingatkan kepada 70 juta perokok aktif Indonesia (Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang), sudah lah hentikan asap itu, yang ada malah kamu yang terhisap ke dalamnya. Dibawah ini adalah cara yang saya lakukan berdasarkan pengalaman pribadi bagaimana penulis mengatasi aktivitas merokok tahun lalu. Penulis mulai aktif merokok dikarenakan rasa stress perkuliahan dan lingkungan yang saat itu mendukung. Penulis sadar tidak ingin terjerumus lebih dalam, oleh karena itu penulis membuat resolusi tahun 2025 tidak akan merokok selamanya. Berikut langkah-langkahnya:Â