Bank Indonesia mencatat temuan bahwa pada bulan puasa dan lebaran rasio temuan uang palsu cenderung tergolong meningkat. Apalagi didukung dengan perputaran uang yang tinggi bersamaan dengan pemilu legislatif dan pemilu presiden yang memicu kenaikan uang palsu di dalam masyarakat.
Mari kita perhatikan rasio uang palsu dalam tiga tahun terakhir:
Pada lebaran 2011, rasio temuan uang palsu adalah delapan lembar per satu juta lembar uang kartal yang diedarkan (UYD).
Pada lebaran 2012, rasio temuan uang palsu enam lembar per satu juta lembar UYD.
Pada tahun 2013, rasio temuan uang palsu enam lembar per satu juta lembar UYD.
Tahun ini rasio temuan uang palsu merangkak naik mendekati masa puasa dan lebaran. Rasio temuannya pada Januari 2014 sebesar satu lembar per satu juta UYD. Hingga Mei, Rasio menjadi empat lembar per satu juta UYD.
Temuan rasio uang palsu dari catatan di atas kelihatannya menurun. Namun tidak ada salahnya kita lebih berhati-hati dengan mengenali uang kita agar tidak menjadi korban.
MENGENALI UANG KITA
Tidak ada orang yang mau menjadi korban mendapatkan uang palsu. Nah, jika anda tidak ingin mendapatkan uang palsu lebih baik pelajari dulu mengenali uang palsu adar nantinya anda tidak tertipu.
Berikut cara mengenali uang asli dan uang palsu:
CIRI FISIK
Membedakan uang asli dan palsu dapat dilakukan dengan melihat ciri fisiknya.Perhatikan bentuk, warna dan tekstur bahan yang digunakan untuk membuat uang (kertas, plastik atau logam).
PENGAMAN PADA UANG KERTAS
Jika ingin memastikan uang anda asli atau palsu, anda dapat memperhatikan keberadaan dari unsur pengaman pada uang kertas rupiah. Pastikan semua pengaman ada pada uang yang anda pegang. Karena jika tidak ada pengamannya, uang anda kemungkinan besar uang palsu.
TEKNIK STANDAR
Anda bisa memakai teknik standar seperti yang diiklankan di pelbagai macam media baik itu media cetak maupun televisi, yaitu dilihat, diraba dan diterawang.