Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Rahasia Sebuah Pesan Misterius

30 September 2014   20:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:55 106 2
Ramai-ramai fraksi demokrat  walk out berjamaah dari sidang paripurna yang  membahas Pilkada Langsung membuat Presiden  SBY yang sedang dalam kunjungan kenegaraan di luar negeri kebakaran jenggot. Ada banyak spekulasi sinis mengatakan bahwa instruksi SBY lewat handphone  untuk all out pada akhirnya berubah menjadi  walk out. Usut punya usut, kata sumber yang tidak bisa dipercaya - ternyatasalah satu anggota demokrat yang ditelepon telinganya sedang punya masalah akut.

Ada juga cerita, pada saat ditelepon jaringan sibuk. Lewat sms, SBY meneruskan dengan sebuah pesan; "nanti kita sambung lewat wa,  bro..!" Ajaibnya, anggota demokrat yang di sms SBY tidak bisa membedakan wa -nya whatsapp dan wo-nya walk out terlanjur  menyampaikan pesan Ketua Pembina Demokrat ke para sejawatnya. Nasi sudah menjadi bubur. Keputusan sudah bulat dan diketuk oleh pimpinan sidang.

Para anggota partai Demokrat lalu saling bersitegang. Syarif Hasan mendamprat Nurhayati Ali Assegaf. Ruhut Sitompul  diledekin Max Sopacua. Ini bermula dari sebuah pesan misterius yang belum terungkap kecuali setelah semuanya harus terjadi.

Ada sebuah kisah tentang sebuah pesan misterius.

Ada seorang ayah yang di akhir hidupnya sempat berwasiat kepada kedua anaknya. Pesannya sangat sederhana. Sebelum ia meninggal, Bapak itu meninggalkan sebuah pesan:

"Anakku.. saya punya dua permintaan.

Pertama, jagalah kulitmu dari teriknya sinar matahari.

Kedua, janganlah kamu menagih hutangmu kepada rekan kerjamu."

Akhirnya, bapak itu meninggal beberapa saat setelah menyampaikan pesan terakhirnya.Di  hadapan jenazah ayahnya, kedua anak itu dengan disaksikan oleh ibundanya berjanji untuk melaksanakan pesan terakhirnya dengan sepenuh hati.

Dua tahun kemudian...

Kedua anak almarhum mengalami perbedaan nasib yang berbeda, anak yang  satu hidupnya susah. Ekonominya berantakan. Anak yang satunya hidup berkecukupan. Ekonominya lumayan berlimpah harta.

Sang ibu berkunjung ke rumah anak pertama. Rupamya sang anak hidupnya sangat prihatin. Hidupnya diliputi oleh banyak ujian dan cobaan. Saat ditanya sang ibu bagaimana ia bisa sedemikian bangkrutnya, sang anak hanya mendesah lirih. Ini semua karena saya memegang pesan ayahanda ibu.

Modal dari ayah saya belikan mobil agar tidak kepanasan dalam bekerja.Oleh karena itulah modal saya akahirnya menipis.

Kalau ada teman kerja saya yang mempunyai hutang, saya selalu teringat pesan ayahanda agar tidak menagih hutang itu.

Sang ibu hanya manggut-manggut. Ibu itu hanya berpesan kepada anak pertama untuk bisa mengantarkannya ke rumah anak kedua besok pagi. Sang anak mengangguk menuruti keinginan ibunya.

Singkatnya, mereka berdua akhirnya sampai juga ke rumah sang adik. Setelah beristirahat dan makan kenyang, di malam yang sangat santai- didampingi anaknya yang pertama, sang ibu bertanya kepada anak kedua. "bagaimana caranya kamu bisa sekaya ini, anakku?".

Sang ibu  bertanya lemah lembut.

"Ini semua berkat pesan terakhir ayahanda, ibu", lembut sang anak menjawab.

"Saya berangkat bekerja sebelum matahari terbit dan pulang kerja setelah matahari terbenm.

Sementara itu, modal dari ayah tidak pernah saya hutangkan. Dengan begitu, modal saya berkembang dengan sangat cepat, ibu.."

Anak pertama kaget luar biasa.. sementara ibu yang bijak itu sudah hanya tersenyum dan menebar sebuah pesan dengan katayang lembut.

"Inilah  sesungguhnya rahasia  pesan ayahanda, anakku. Janganlah engkau memaknai pesan itu menurut jendela akalmu sendiri".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun