Sejak kecil, Melvin selalu tertarik dengan olahraga menembak karena ayahnya, seorang mantan atlet Perbakin, sering menceritakan pengalaman dan prestasinya. Ayahnya bahkan menyimpan medali dan piala dari berbagai kejuaraan di lemari kaca rumah mereka, yang selalu menginspirasi melvin.
Namun, sekolah melvin tidak memiliki fasilitas menembak, dan olahraga ini pun kurang populer di kalangan siswa. Untuk mewujudkan mimpinya, melvin harus berlatih di klub menembak yang berjarak cukup jauh dari rumahnya. Setiap hari sepulang sekolah, ia naik angkot dan berjalan kaki sejauh beberapa kilometer untuk mencapai klub tersebut.
Pelatih klub, Pak Joko, melihat potensi besar dalam diri melvin. "Kamu punya bakat alami, Melvin. Tapi untuk mencapai prestasi, kamu harus bekerja keras dan disiplin," katanya. Raka pun berlatih dengan tekun, tidak pernah absen, dan selalu berusaha memperbaiki teknik menembaknya.