Aku tunggu tungku orang Mongolia
Sambil mereka tepikan kapal
Di dermaga yang menyambutnya
Dengan sorak gembira
Nyanyikan kidung untuk
Orang-orang lapar darah
Dan ingin taklukan kami
Sebelum semua itu
Kami adalah rakyat kelaparan
Disiksa dengan batang karet
Disuruh bangun candi-candi
Sambil melihat pisang-pisang
Ditarik pedati berkilauan
Arok
Lelaki penuh ambisi masa depan
Pada matanya darah empu mengalir
Bikin aku mati berkarat
Sebab kamu sudah jadi pembunuh
Betapa malang
Dia Kebo Ijo mati dengan sekarat
Ketakutan ditusuk keris pemiliknya
Kita manusia diternakkan kepongahan
Menatap langit dan buah Nangka
Masih menggantung di pucuk-pucuk
Manusia dibenamkan oleh dendam
Siang dan malam adalah keputusasaan
Bagi siapa saja ingin merdeka
Wahai kamu Dedes
Perawan kembang desa
Sekarang jadi janda
Kamu besarkan anakmu
Dengan lara
Kamu dinikahi Arok
Wajahmu kepanggang kematian
Timbulkan bara duka
Bagi Anusapati
Wahai kamu Arok
Orang mana, mau apa
Tujuanmu apa
Aku takt ahu
November 2022
Sajak Gusti Ndoro Bei
Waktu itu aku seperti mimpi
Malam jumat bulan syuro
Yang katanya leluhur kita
Sedang kunjungan nengok anak cucu
Aku dapati diriku
Sendiri di depan rumahku
Sambil menoleh ke kebun rumah
Aku melihat seorang gagah
Berpakaian hitam pekat
Segagah kudanya yang garang
Beringas seperti kuda liar kesurupan
Dia adalah Gusti Ndoro Bei
Gusti Ndoro Bei melirikku
Tajam seperti pisau
Oh...
Kamu kemari, aku mau
Kamu ke sini dan tolong
Kabarkan ke orang-orang
Besok kita berkumpul
Baca-baca sajak sama puisi
Tetapi dia juga taburkan bunga
Wanginya seperti roh gentayangan
Minta nasi sama doa
Dasar aku ini memang bodoh
Semudah itu aku percaya
Pada Gusti Ndoro Bei
Yang katanya suka minum susu
Dia bodohi aku ino
Sambil menatap jam
Aku menepuk jidatku
Malam ini seharusnya aku minum
Obat dahulu
Supaya dianggap waras
Owalah....
Kamu ya, Nak
Rupanya kamu
Kata Gusti Ndoro Bei
November 2022
Sajak Semar Kuning
Kenapa kamu
wajahmu hitam gelap malam
matamu rinai hujan
tanpa henti tumpahi dadaku
tidak biasanya kamu begini
kalau bicara tancap pedal
mulut melumat lidah-lidahku
habis aku omong kosong
mataku kejam pejam
takut sendiri
apa Arjuna sangsi pada kamu
dia lekas hilang kembali
hanya kudanya di mataku
berlari naiki rambut-rambutku
Drupadi bisiki kepadaku
Anaknya buncit kurang nasi
Matahari pun enggan berbagi
Pada kamar sempit
Dupa cermin dia molek sendiri
Jun, Jun
Arjuno katakan padaku
Kalau dia harus makan
Banyak-banyak tidur saja
Supaya gelap jadi terang
Kamu,
Mau saja matamu berperih
Nangis sendiri
Tapa merem sendirian
Hadeh, bingung aku
Kalau jadi kamu aku
Tetap tidur-tiduran juga
Minum kopi item-item
Hiya,
Suara teriakan pacuan kuda
Tali pedati Arjuna
November 2022
Ceng Ohkon
Seorang lelaki janggutnya panjang
Tercincing-cincing jalannya
Sambil bawa tas juga miring-miring
Haiya, haiya
Koe orang tidak punya mata
Oe orang jalan lancang
Mata koe belum dibuka ha
Lelaki yang dituturi itu
Memancang mata sambil
Serius lalu mulutnya bercakap
"kamu siapa, cina darimana?"
Haiya, haiya
Oe orang tak tahu diri
Gue Ceng Ohkon ha
Tetangga koe orang
Kebetulan orang itu pun berkabar
Istri koe main serong
Pergi sama lelaki lain
Naik sepeda ke pancoran
Koe orang diam membatu
Koe punya mata merem melulu
Haiya, haiya
Biarin, dia juga manusia
Gue gak urusin lagi
Koe orang kok bisa tahu
Haiya
Ceng Ohkon emang
Itu orangnya di smaping mata
Jalan terseok bagai sapi
Minta dicambuk macam gerobak
Haiya .....
Koe orang ada benarnya
Ceng Ohkon membuka matanya
Haiya, ternyata itu?
November 2022
Balada Joko Gusur
Lelaki yang kalah itu
Telah menyerah pada keadaan
Dia telah hentikan waktu
Berdiri di depan kaca
Dan berkata kepada dirinya sendiri
Mengapa dia terlahir ke dunia
Kalau hanya jadi orang
Penuh kesengsaraan
Jalanya terseok-seok
Bagaikan bunga layu
Dia duduk tanpa kawan
Wajahnya memucat
Melemas seluruh daya hidupnya
Pikirannya lebih berat dari
Puluhan beban-beban hidup
Rupanya dia sedang jatuh cinta
Pada seorang wanita
Doa berikan bunga jati
Buahnya keras macam isi dadanya
Dia cubit pipinya sendiri
Karena terlemaskan kembali
Dia hunuskan pisau ke dada
Sambil menunggu malaikat
Pencabut nyawa
November 2022
BIODATA PENULIS
Muhammad Lutfi, S.S. lahir di Pati, tanggal 15 November 1997. Ghaisan Altamis Astrabata Manggala adalah nama pena dari Muhammad Lutfi, S.S. Merupakan anak pertama dari pasangan Slamet Suladi, Spd., Mpd., dan Siti Salamah, Spd. Memiliki satu adik yang dia sayangi, bernama Yasin Fajar Augusta, sedang menyelesaikan studi Pendidikan Matematika di Universitas PGRI Semarang. Sedang melanjutkan kuliah pascasarjana di UNNES. Bidang sarjana sastra Indonesia diselesaikan di UNS.Â