Anisah: makasih ya kisanak. Kisanak orang baik. Saya ucapkan terima kasih.
Fi'ie: sudah kewajiban saya menolong orang.
Anisah: tapi, dari dandanan kisanak, kisanak seperti pasukan Bayangkara.
Fi'ie: tidak, saya hanya orang biasa.
Anisah: apa kisanak dulu juga bercinta-cita jadi jago seperti Hang Tuah si Pahlawan.
Fi'ie: tidak, saya hanya orang yang ingin bertauladan pada mereka sang pahlawan.
Anisah: siapa nama kisanak?
Fi'ie: Fi'ie. Panggil aje Bang Fi'ie.
Anisah: oh, si penyair itu ya.
Fi'ie: kamu kok tahu.
Anisah: nama kisanak harum membumbung tinggi. Saya kagum bertemu dengan idola saya langsung.
Fi'ie: aku hanya orang biasa.
Anisah: bolehkah kisanak buatan sebait geguritan untuk saya.
Fi'ie: nyawang pepadang lintang, yen nyawang jero netramu, aku kesengsem koyo mlakune kapal golek Tengah ing samudro, sliramu koyo dewi padang jagad, ing jero kalbuku.
Anisah: wahhhhh, kereennn. Aku suka kisanak dengan syair itu.
Fi'ie: seriussss?
Anisah: geguritan yang bagus dan sempurna.
Fi'ie: lebih bagus lagi kalau waranggono seperti kamu bisa Kubacakan geguritan tiap hari.
Anisah: caranya?
Fi'ie: sini aku bisikin sesuatu ke telingamu.
Anisah mendekatkan telinga ke bibir Fi'ie.
Fi'ie: aku trisno sliramu.
Anisah: saestu?
Fi'ie: nggih saestu dik.
Anisah: kulo ajrih.
Fi'ie: kok ngoten?
Anisah: sampeyan ngoten, medeni kulo mawon.
Fi'ie: kulo kedah pripun?
Anisah: kulo nyuwun syarat.
Fi'ie: nopo niku?
Anisah: sampean kudu saget nembang Lingsir Wengi.
Fi'ie: saestu?
Anisah: inggih.
Bersambung........