Kota Bogor, yang dikenal dengan sebutan "Kota Sejuta Angkot," menjadi potret nyata kesemrawutan penataan transportasi perkotaan di Indonesia. Dengan sekitar 3.000-an angkutan kota (angkot) yang beroperasi setiap hari, Bogor menghadirkan ironi. Kemacetan parah menjadi pemandangan rutin meski mobilitas massal seharusnya mendukung konektivitas masyarakat. Kota ini juga berperan sebagai penyangga utama Jakarta, didukung lebih dari 400 perjalanan KRL setiap hari yang membawa ribuan penumpang dari dan ke ibu kota. Namun, alih-alih menjadi penghubung strategis, Bogor justru bergulat dengan tantangan infrastruktur dan pengelolaan transportasi yang menghambat potensinya.
KEMBALI KE ARTIKEL