Terkadang teman-teman zen merasakan aneh padanya, kenapa zen begitu kuat bangun malam sampai kesubuh lagi dan nyatanya rasa ngantukpun tidak pernah menghampirinya ketika siang hari. “zen kenapa kamu ko kuat banget bangun malam?” tanya teman-teman zen di pojokan sudut kamar asrama. “kamu ingin tau kenapa ana seperti ini?” jawab zen dengan meyakinkan. “ya... pastilah mau” jawab teman-teman zen dengan serempak berharap zen memberitahu mereka. “ana adalah manusia, ana banyak kekurangan, dan Dialah maha sempurna, ana hanya bisa berdoa dan berdoa kepada-Nya, ana gak bisa berbuat apa-apa tapi Dia yang berkehendak, ana tunduk pada-Nya, kenapa ana akhir-akhir ini sangant kencang bangun malam, ada banyak persoalan yang mengganggu ana dan ana tak kuasa menghadapi semuanya karna jarak diantara ana dan dia, orang tua ana sakit keras, bentar lagi mau ujian, soal-soal dari guru begitu banyak, di tambah banyak persoalan yang ana belum selesaikan, Pikiran ana bercabang-cabang seperti halnya ana memakai banyak cincin, ana takut sekali akhir-akhir ini”. Teman-teman zen diam seketika, terasa ketimpa beban-beban berat yang dirsakannya. semua teman-teman zen memeluk dan berdoa semoga semua kesulitan di permudah oleh Allah SWT.