Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Global Warming Hanya Modus?

4 Januari 2014   12:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 168 2

Istilah global warming atau secara bahasa berarti pemanasan global, telah lama terdengar di kalangan masyarakat dunia. Banyak kalangan atau badan peneliti ilmiah maupun akademi yang menyatakan bahwa suhu bumi meningkat rata-rata0.74 ± 0.18 °C(1.33 ± 0.32 °F) selama seabad terakhir.

Dikatakan juga bahwa pemanasan global ini diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil pembangkit listrik, pembakaran bensin pada kendaraan, Deforestasi(kegiatan penebangan kayu komersial skala besar), terutama hutan tropis untuk kayu dan lahan pertanian, serta faktor yang paling besar adalah efek dari rumah kaca.

Selain penyebab dari pemanasan global sendiri, ternyata dampak yang diakibatkan juga marak sekali digembor-gemborkan. Diantaranya yaitu, es di kutub utara mencair, pulau tenggelam, badai, gelombang panas, kekeringan, penyakit merajalela, ekosistem hancur, dan dampak-dampak buruk lainnya.

Namun setelah sedikit meneliti dan bertanya kepada beberapa narasumber, saya sedikit bisa menyimpulkan bahwa pemanasan global hanyalah modus dari negara-negara yang telah mempunyai prospek maju di bidang industri terutama. Karena setelah melihat berbagai peristiwa yang dikatakan sebagai dampak dari pemanasan global tersebut pernah terjadi jauh-jauh hari di masa lampau, bahkan sebelum teknologi-teknologi canggih tercipta seperti masa sekarang ini.

Seperti kejadian air laut yang naik atau pasang dengan intensitas tinggi dan juga badai yang begitu dahsyat. Dulu pada waktu zaman Nabi Nuh AS, kejadian tersebut pernah terjadi. Hingga mendamparkan kapal yang begitu besar, hasil buah tangan Nabi Nuh AS sendiri. Dan kini bangkai kapal besar yang ditemukan dan telah diteliti oleh beberapa ahli diduga bahwa kapal tersebut dulunya milik atau dibuat oleh Nabi Nuh AS. Dan digadang-gadang Nabi Nuh ketika membuatnya berada di daerah daratan Indonesia, karena sebagian besar kayu yang dipergunakan adalah dari kayu jati. Dan produsen kayu jati terbesar di dunia hingga kini memang berasal dari Indonesia.

Selain itu kejadian tentang mencairnya es. Keberadaan daratan es yang kini berada di kutub utara dan selatan memang semakin lama semakin berkurang. Tapi jika kita belajar dari zaman sejak terciptanya es tersebut, bahwa daratan es dulunya tidak hanya berada dikutub, melainkan berada didaerah lain. Karena pergerakan lempeng dan pergeseran daratan es tersebut kini berada didaerah kutub saja.

Lain lagi dengan dampak yang ditimbulkan berupa perubahan iklim dan rusaknya ekosistem yang kini digembor-gemborkan oleh para ahli. Jika kita belajar juga mengenai masa dimana dinosaurus punah, mungkin hal tersebut bisa sedikit dikritik. Penyebab punahnya dinosaurus bukan hanya karena dampak bencana seperti gunung meletus gempa besar maupun yang lainnya. Tetapi juga karena perubahan iklim yang begitu besar dan juga kerusakan ekosistem yang parah. Dan menurut saya perubahan iklim yang terjadi sekarang bukanlah karena pemanasan global, namun karena sudah masanya musim berganti dan ekosistem pun turut berganti pula dalam kehidupan ini. Karena iklim dan ekosistem yang berubah begitu besar dulu pernah terjadi.

Jadi kesimpulannya pemanasan global bisa jadi hanya modus negara-negara yang bergerak di bidang industrinya sudah maju ataupun lepas landas. Karena mungkin takut negara-negara yang Industrinya berkembang nantinya tidak akan lagi bekerjasama dengan negara yang industrinya telah maju maupun lepas landas tersebut, maka mereka kemudian membuat sebuah peringatan atau gebrakan dengan membuat istilah “Global Warming” atau “pemanasan global” agar negara-negara yang masih berkembang dalam bidang industri mengurangi kapasitas pergerakannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun