Akhir-akhir ini, kelangkaan pupuk di Indonesia telah menjadi sorotan publik, bahkan telah menjadi headline news di beberapa harian media nasional. Benang kusut kelangkaan pupuk ini harus segera diurai. Ketersediaan pupuk jelas telah menjadi kebutuhan utama bagi petani. Jika pupuk langka dan mahal, mau tidak mau, suka tidak suka, petani harus memutar otak demi kelangsungan hidupnya. Diperlukan solusi kreatif dan tepat guna untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan membuat pupuk organik cair (POC). Pupuk organik cair adalah pupuk yang dibuat dari bahan organik yang difermentasi. Bahan-bahannya antara lain bisa berupa pupuk kandang (urine hewan), biogas, cairan limbah organik dan lain sebagainya. Banyak manfaat dari penggunaan pupuk ini antara lain biaya yang murah bahkan bisa dikatakan nol rupiah, mudah ditemukan dan juga diaplikasikan, tidak mencemari lingkungan, bermanfaat menjadi pestisida alami, menjaga kesuburan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan.
     Salah satu bahan yang paling mudah ditemukan dan gampang dibuat dengan cara yang sangat sederhana dalam membuat pupuk organik cair ini adalah menggunakan daun kelor. Mengapa harus daun kelor? Daun kelor memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai pupuk. Daun kelor mengandung berbagai unsur hara baik skala besar (makro) maupun kecil (mikro) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan unsur hara daun kelor cukup tinggi yaitu nitrogen (N) 4,02%, fosfor (P) 1,17%, kalium (K) 1,80%. Menariknya, pembuatan pupuk organik cair berbahan daun kelor ini bisa menjadi pupuk cair NPK alami dan dapat diaplikasikan ke dalam berbagai jenis tanaman. Selain itu juga, daun kelor mengandung sitokinin dan zeatin, dapat membantu merangsang pertumbuhan tanaman, terutama pada masa perkecambahan biji, dan sebagai pemasok nutrisi selama proses pembuahan. Untuk pembuatannya pun mudah. Ambil daun kelor sebanyak 1 kg, kemudian cuci bersih. Setelah bersih, daun kelor kemudian dihaluskan atau diblender. Kemudian tambahkan air secukupnya hingga halus. Lakukan cara ini sedikit demi sedikit. Setelah halus, dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan diamkan selama tujuh hari. Perbandingannya, 1 kg daun kelor ditambah 3 liter air dan di blender kemudian saring dan diamkan selama satu minggu. Setelah itu, pupuknya baru bisa digunakan. Penggunaannya pun mudah. Cukup disemprotkan ke daun ataupun langsung menyiramkannya langsung ke tanaman. Hasil riset penggunaan pupuk organik cair daun kelor menunjukkan bahwa pupuk ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik dari segi tinggi, jumlah daun, dan jumlah buah. Pupuk organik ini sangat ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai pestisida alami. Inilah solusi kreatif adaptif dan inovatif yang sesungguhnya. Mengomunikasikan hasil riset dengan mengampanyekan dukungan pertanian berkelanjutan berdasarkan pendekatan berbasis masyarakat dapat menyelesaikan isu-isu terkait dan menjawab berbagai tantangan di masa depan demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.