Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Tradisi Malam Satu Suro

4 Januari 2023   21:03 Diperbarui: 4 Januari 2023   21:05 483 0
Malam satu Suro di wilayah Jawa identik dengan perayaan berupa ritual adat, iringan masyarakat atau kirab, pesta dan macapatan. 1. Dukacita jatuh pada tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Islam. Pada tahun 2022, malam pertama berkabung jatuh pada hari Jumat, 29 Juli 2022. Awal mula hubungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Islam konon membawa penanggalan Islam di kalangan masyarakat Jawa. Perlu diketahui bahwa 1 Sura adalah hari pertama Sura atau Suroku dalam penanggalan Jawa. 1 Sura biasanya di ingat pada malam hari setelah matahari terbenam karena pergantian siang di Jawa dimulai saat matahari terbenam. Orang Jawa memiliki banyak pandangan tentang 1 Sura yang salah satunya dianggap sakral, apalagi jika jatuh pada pentas hari Jumat. Bahkan sebagian orang meyakini bahwa 1. Pada malam berkabung dilarang pergi ke mana pun kecuali untuk sholat atau ibadah lainnya. Kalender Jawa yang berkaitan dengan penanggalan Hijriah atau penanggalan Islam pertama kali diterbitkan sekitar tahun 1940 oleh Raja Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo. Saat itu, Sultan Agung menginginkan persatuan rakyat untuk menyerang Belanda di Batavia, antara lain mempersatukan Belanda. Pulau Jawa. Itu sebabnya dia ingin umatnya tidak terpecah belah, terutama karena keyakinan agama. Laporan pemerintah daerah dibuat setiap Jumat Baca untuk menyatukan kelompok Santri dan Abangan. Selain melapor, semua yang berkumpul berpidato kepada para bupati, berziarah ke kuburan dan diangkut ke makam Ngampel dan Giri. Karena 1 Muharram atau 1 hari berkabung jatuh pada hari Jumat waktu itu, maka hari itu juga suci. Bahkan, sebagian orang percaya bahwa selain membaca Al-Qur'an, haji dan perjalanan pada hari itu akan membawa sial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun