Akulah si munafik itu, Â
Tutur kata indah terucap, Â
Namun hati tak seindahnya, Â
Terselubung dalam dusta yang kupelihara.
Ku berniat baik di mulut, Â
Namun langkahku jauh berbeda, Â
Di depan manusia aku bersinar, Â
Di hadapan Tuhan aku bersembunyi dalam gelap.
Oh, betapa sering aku berjanji, Â
Tapi selalu kulanggar kata, Â
Seakan hidupku adalah sandiwara, Â
Dimana aku menjadi aktor yang lupa peran sesungguhnya.
Seringkali aku menyalahkan dunia, Â
Tanpa menoleh pada cermin dalam hatiku, Â
Apakah aku benar-benar beriman, Â
Ataukah hanya menanti janji yang tiada pasti?
Akulah si munafik itu, Â
Yang mengejar pengakuan, Â
Namun jauh dari keikhlasan, Â
Kuharap Tuhan tetap memberi kesempatan, Â
Untuk kembali ke jalan yang benar.
Aku mengakui kesalahan ini, Â
Sambil berharap, semoga engkau mengampuni, Â
Bimbing aku dalam langkah yang lurus, Â
Karena hanya pada-Mu aku kembali.
Akulah si munafik itu, Â
Namun aku ingin berubah, Â
Jika masih ada waktu untukku, Â
Menghapus segala kedustaan yang ada.