Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Menggabungkan Adab dan Pengetahuan dalam Seni Berbicara yang Profesional

26 Juni 2024   00:28 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:44 80 0
Oleh: Syamsul Yakin dan Muhammad Fathan Sahl Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Sebagai sebuah ilmu, dakwah dan retorika haruslah bebas nilai. Artinya, ilmu dakwah dan ilmu retorika harus dikembangkan semata-mata atas dasar ilmu pengetahuan. Baik ilmu dakwah maupun ilmu retorika tidak boleh dikembangkan berdasarkan pertimbangan selain ilmu pengetahuan, misalnya pertimbangan adab.

Namun, adab nampaknya ada dalam ilmu dakwah dan ilmu retorika itu ada adab. Artinya, meskipun kedua ilmu tersebut bebas nilai, namun tetap harus mempertimbagkan kebenaran dan implikasi dari apa yang terjadi. Dengan kata lain, ilmu dakwah dan ilmu retorikan berkaitan dengan adab yang bersumber dari ajaran agama dan budaya.

Jadi adab dan pengetahuan harus dipadukan dalam retorika dakwah. Dalam hal ini berlaku pepatah "ilmu bukan untuk ilmu", melainkan ilmu untuk kebaikan dan kemudahan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, ilmu itu untuk kemanusiaan. Dalam konteks ini, pentingnya adab menjadi semakin penting.

Padahal, retorika dakwah bukan hanya ilmu berdakwah yang efektif dan efisien, menarik dan atraktif, tetapi juga aturan kesopanan, keramahan, dan budi pekerti yang agung. Lebih jauh lagi, misi aslinya bersifat subjektif, dogmatik, dan penuh nilai. Retorika pada dasarnya bersifat budaya dan terpisah dari satu sistem nilai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun